Drama Korea – Sinopsis Youth of May Episode 17, Jika Kamu ingin tahu perihal daftar full dari spoilernya pribadi simak tulisan yang ini. Untuk mengenali plot lain yaitu Episode sebelumnya cek di sini.
Hwang Ki Nam memasuki ruangannya memerintahkan orang-orangnya menangkap semua orang di daftar sebelum malam rampung dan mesti mencari tahu siapa dalang di balik semua ini jadi, kumpulkan mereka.
Mata-mata dari Utara menyusup ke Gwangju untuk mengakibatkan perebutan kekuasaan jika kalian berjumpa orang yang menentang pemerintah secepatnya tangkap mereka ucap jendral Choi Jinyoung terhadap semua serdadu yang berada didepannya kemduain mengajukan pertanyaan mengerti.
“Tiap tragedi didahului oleh tanda perayaan seumpama mencium amis gas sebelum gempa bumi dan bagaikan binatang yang mendaki gunung sebelum tsunami. Perasaan tidak menggembirakan yang cuma sanggup dicicipi oleh orang yang sensitif. Karena berkembang dengan kegelisahanl, saya senantiasa sensitif dan waspada. Karena kini ada seseorang yang mesti kulindungi, saya mesti lebih berhati-hati untuk mencicipi perayaan semacam itu.”
Hee Tae membuka matanya kemudian menyaksikan Myung Hee yang masih tertidur di sebelahnya. Kenapa kau berdoa di pagi hari tanya Myung Hee yang membuka matanya dan menlihat Hee tae sedang menunduk. Hee Tae memandang Myung Hee menjawab kalau ia berdoa mudah-mudahan kau tidak mendengkur.
Pembohong ucap Myung Hee kemudain mengajukan pertanyaan apa saya mendengkur. Hee Tae tidak menjawab dan memerintahkan Myung Hee tidur lagi, matahari belum terbit. Kenapa kau merubah topic ucap Myung Hee mengajukan pertanyaan apa saya mendengkur. Kamu tidak mendengkur ucap Hee Tae kemdian membewa Myung Hee kepelukannya dan kembali tidur.
Soo Ryeon tiba ke kantor polisi kemudian menghampiri Jung Haeng berkata kalau ia ingin melaporkan orang hilang. Apa anakmu hilang, berapa usianya tanya Jung Haeng tanpa menyaksikan Soo Ryeon. Bukan, ia orang remaja usia 26 tahun jawab Soo Ryeon. Jung Haeng terpikat di saat memandang Soo Ryeon mengingat konferensi pertamanya di depan toko elektronik.
Apa kau memperoleh laporan kecelakaan semalam tanya Soo Ryeon. Tidak juga jawab Jung Haeng kemudian mengajukan pertanyaan sanggup berikan nomormu. Tapi untuk apa kau butuh nomorku tanya Soo Ryeon. Jung Haeng menjawab kita mesti tahu nomor orang yang menghasilkan laporan dan akan secepatnya menghubungimu jika kami memperoleh kabar kecelakaan.
Baiklah ucap Soo Ryeon kemudian menuliskan nomornya pada tangan Jung Haeng. Soo Ryeon menghentikan menulisny setelah endengar keterangan di radio mengajukan pertanyaan apa tujuannya memberlakukan darurat militer. Kamu belum membaca koran tanya Jung Hae kemudian menyediakan koran dan menginformasikan mereka menginformasikan akan menegakkan darurat militer nasional semalam.
Sebelum kita pergi, mari mampir ke tempat tinggal Hye Gun ucap Hee Tae kemudian menginformasikan Myung Hee kalau ia mesti mengambil beberapa barang. Kalau begitu bagaimana jika kita berpisah dan berjumpa di sini tanya Myung Hee. Kenapa kau ingin berpisah, kau mau ke mana tanya Hee Tae.
Myung Hee menginformasikan kalau ia ingin menemui Myung Soo cuma ingin berpamitan. Tidak biarkan saya ikut denganmu ucap Hee Tae. Myung Hee mengajukan pertanyaan bagaimana jika kau berjumpa Jung Tae di saat ikut denganku. Hee Tae menjawab kalau begitu, saya akan tetap bersembunyi kemudain menginformasikan kalau ia berkhayal buruk semalam.
Bukankah kau bilang ingin pergi secepat mungkin tanya Myung Hee kita sanggup meminimalisir waktu dan pulang lebih permulaan jika berpencar jadi selesaikan urusan masing-masing dan berjumpa kembali di sini. Baiklah ucap Hee Tae.
Soo Chan mengontak Soo Ryeon pada telpon Hee Tae yang berada di Seoul dan tidak ada yang menajwabnya kemudian meletakkanya kembali. Soo Ryeon belum menjawab tanya Lee Chang Keun kemudian menghampiri Soo Chan. Belum jawab Soo Chan.
Kudengar ada unjuk rasa besar di Seoul waktu itu ucap Lee Chang Keun kemudian mengajukan pertanyaan bagaimana jika terjadi sesuatu kepadanya. Soo Chan berkata niscaya cuma sibuk dan mungkin sedang mencari rumah baru, saya akan menyuruhnya mengontak Ayah setelah sukses menghubunginya.
Hye Gun, saya tiba untuk mengambil gitarku ucap Hee Tae memasuki studio Hye Gun dan tidak mendapatinya disana serta studio tersebut dalam kondisi berantakan. Hee Tae mendegar bunyi benda terjatuh di saat mengambil gitarnya kemudian keluar hendak menghantam orang tersebut dan ternyata Soo Ryeon yang mengerjakan hal yang serupa hendak memukulnya.
Soo Ryeon menginformasikan kalau Hye Gun menyuruhku tiba semalam dan kami sebaiknya berjumpa di sini namun di saat tiba wilayah ini kosong dan pintunya tidak terkunci, mereka memberlakukan darurat militer nasional semalam. Hee Tae berkata kalau darurat militer memang sudah berlaku selama ini.
Apa kau kolot tanya Soo Ryeon kemudain menginformasikan kalau ini mempunyai arti rezim militer di ambang kudeta. Hee Tae berkata kalau ia tahu kemudian mengajukan pertanyaan namun apa relevansinya dengan hilangnya Hye Gun. Komando Keamanan Pertahanan yaitu dalangnya ucap Soo Ryeon.
Kamu ingin saya menanyai ayahku apakah Hye Gun diculik bukan tanya Hee Tae dan kau masih tidak tahu ayahku lelaki semacam apa, jika kutanya ia tidak akan tinggal membisu dan menghasilkan duduk permasalahan sepuluh kali lipat lebih buruk kondisi akan menjadi lebih berbahaya jika saya terlibat.
Lantas apa yang hendak kau lakukan kini tanya Soo Ryeon, kau bilang Myung Hee akan berada dalam ancaman jika ia terlibat denganmu. Itu sebabnya Myung Hee dan saya akan pergi hari ini ucap Hee Tae selama bukan di Gwangju. Sun Min tiba bareng orang yang terluka sarat darah di wajahnya.
Kakak panggil Myung Soo yang menghampiri Myung Hee. Hei, Beruang Kecil ucap Myung Hee dan mengajukan pertanyaan bukankah kau ada latihan hari ini. Myung Soo menjawab kalau kami juga insan butuh istirahat di hari Minggu kemudian mengajukan pertanyaan kenapa Kakak tiba-tiba kemari.
Myung Hee menginformasikan kalau ia akan meninggalkan Gwangju untuk sementara. Kakak mau ke mana kapan Kakak akan kembali tanya Myung Soo Kakak akan ke mancanegara waktu itu Kakak bilang tidak akan pergi. Aku tidak akan ke mancanegara ucap Myung Hee dan berjanji akan melihatmu bertarung di Kejuaraan Nasional lantaran senantiasa menepati janjiku apa pun yang terjadi.
Kakak pergi sendirian tanya Myung Soo. Myung Hee menjawab bareng teman. Itu sudah cukup bagiku ucap Myung Soo berjanjilah Kakak akan tiba ke Kejuaraan Nasional.
Kita mesti mengambil jalan memutar lantaran unjuk rasa itu dan penumpang tujuan Geumnam-ro atau Stasiun Gwangju mesti turun di halte ini ucap pekerja bus. Tiba-tiba para serdadu masuk kedalam Bus memerintahkan menyeret semua mahasiswa dan memukulinya.
Myung Hee di Tarik serdadu di saat keluar dari bus, Myung Hee memberontak memerintahkan melepakannya menginformasikan kalau ia bukan mahasiswa, akan kutunjukkan KTP-ku. Beraninya kau ucap serdadu tersebut terhadap Myung Hee yang terduduk dilantai mengajukan pertanyaan kau pikir ini lawakan kemudian mengangkat tongkatnya hendak menghantam Myung Hee.
Tiba-tiba Hee Tae tiba melindungi Myung Hee hingga ia yang terkena pukulan tersebut. Siapa kau tanya serdadu tersebut dan memojokkan Hee Tae kedinding menggunakan senjatanya menekannya ke leher Hee Tae. Myung Hee mengambil balok kayu dan mendekati mereka memukulkannya ke serdadu tersebut kemudian melarikan diri.
Kamu baik-baik saja, kau terluka tanya Hee Tae di saat berada di wilayah yang agak jauh. Tidak, saya baik-baik saja jawab Myung Hee kemudian mengajukan pertanyaan apa yang terjadi. Entahlah, saya dengar sesuatu perihal darurat militer jawab Hee Tae kerena situasinya terlihat cukup serius, ayo ke stasiun kita akan baik-baik saja jika menjauh dari jalanan dan berputar.
Myung Hee menjinjing Hee Tae kerumah sakit setelah menyaksikan darah yang keluar dari dahinya. Myung Hee sedang apa kau di sini tanya Byeong Chul menghampiri mereka kau libur hari ini. Myung Hee menginformasikan kalau ia di sini selaku wali. Siapa lelaki yang dilindungi olehmu ia punya gitar apa ia penyanyi tanya Byeong Chul kemdian berkata kepalanya bocor mungkin ia mahasiswa.
Myung Hee menginformasikan kalau ia pacarku, menghasilkan Byeong Chul dan In Young terkejut sedangkan Hee Tae tersenyum-senyum. Apa ia sangat pacarmu tanya Byeong Chul. Ya jawab Myung Hee jadi tolong cepat periksa dia.
Dia tidak perlu dijahit, namun mungkin mesti menjalani pindai CT ucap Byeong Chul setelah menyidik luka Hee Tae. Butuh waktu berapa usang untuk pindai CT tnaya Myung Hee. Byeong Chul menginformasikan mesti menanti hingga malam ini lantaran ada banyak pasien dengan luka di kepala. Kalau begitu, akan pergi setelah kau membersihkan lukaku ucap Hee Tae.
Ayolah, apa kau dokter tanya Byeong Chul kemudian membaca profil Hee Tae kemudian mengajukan pertanyaan kau Hwang Hee Tae yang kuliah di UNS dengan nilai tertinggi, ia juga dokter dan sesuai diagnosis diri dr. Hwang, bersihkan saja lukanya. Tolong lakukan pindai CT juga kami akan menanti ucap Myung Hee. Myung Hee protes Hee Tae dan memperoleh tatapan membenci dari Myung Hee.
Hee Tae menaruh telpon di saat Myung Hee menelon ruangan CT menginformasikan kalau ia baik-baik saja, cuma ukiran kecil. Tapi ukiran itu ada di kepalamu ucap Myung Hee setidaknya kau mesti menjalani pindai CT. Baiklah ucap Hee Tae kalau begitu, ayo keluar dari Gwangju lebih dulu dan akan mengerjakan pindai CT begitu kita tiba di kota lain.
Kita di rumah sakit sekarang, untuk apa ditangguhkan tanya Myung Hee, kita tidak akan ke mana-mana hingga kau diperiksa. Myung Hee, yang benar saja protes Hee Tae. Yang benar saja apa kenapa wajahmu seumpama itu tanya Myung Hee jika ada yang membuatmu tidak bahagia katakan saja. Hee Tae tidak menjawab namun berlari menghampiri wilayah sampah dan muntah disana.
Orang-orang Hwang Ki Nam meneggelamkan kepala Hye Gun pada kolam air, siapa dalang di balik unjuk rasa obor belakangan ini. Hye Gun menjawab semua mahasiswa keluar dengan sukarela. Orang tersebut menendang Hye Gun hingga terpojok di dinding berkata kalau ia tahu ada seseorang di belakang kalian dan membuatmu mengawali pemberontakan.
Apa maksudmu tanya Hye Gun kemudian berkata kalau ia belum pernah berjumpa orang semacam itu. Kamu masih menikmati ini tanya orang tesebut seraya menekan luka Hye Gun menjadikannya teriak kesakitan kemudian memerintahkan yang yang lain menyelupkan lagi kedalam air. Hwang Ki Nam yang berada didalam cuma membisu dan melihat.
Kwang Gyu menyediakan roti terhadap Kyung Soo di saat sedang berjaga, menyuruhnya makan kau bahkan belum makan malam. Terima kasih ucap Kyung Soo kemudain mengkonsumsi roti tersebut. Jika saya pulang ayahku mungkin akan merencanakan jamuan untukku ucap Kwang Gyu. Kyung Soo mengajukan pertanyaan kau dari sekitar sini.
Kwang Gyu mengangguk menginformasikan kalau ia lahir dan dibesarkan di sini kemudain mengajukan pertanyaan bagaimana jasus menyeberangi perbatasan dan kenapa mereka mesti merangkak jauh-jauh ke Gwangju. Kyung Soo mengajukan pertanyaan bagaimana cara membedakan pemberontak dengan mahasiswa biasa. Kwang Gyu memerintahkan mengikuti saja perintahnya kemudian berkata duduk permasalahan dari yang berilmu yaitu mereka terlampau banyak berpikir.
Kamu tidak perlu menemaniku ucap Hee Tae. Myung Hee menyurung Hee Tae membisu saja lantaran hasil tesnya belum keluar. Terima kasih sudah menanti ucap Byeong Chul menghampiri mereka menginformasikan kalau Hee Tae mengalami gegar otak dan tidak ada pendarahan dalam kemudian mengajukan pertanyaan kau masih merasa sakit kepala dan mual. Hee Tae menggelengkan kepalanya dengan keras berkata tidak lagi, saya baik-baik saja sekarang.
Suara apa itu tanya Hee Tae di saat mendengar sirine. Jam malam jawab Byeong Chul menginformasikan lantaran darurat militer diperluas, jam malam dimajukan. Tunggu, apa yang mesti kita lakukan tanya Hee Tae. Apa lagi, kau terjebak di sini hingga pagi jawab Byeong Chul jangan berkeliaran setelah jam malam dan terkena pukulan di kepala dan kau sanggup tidur di lobi atau di ruang perawatan kosong.
Myung Heed an Hee Tae memasuki ruangan yang tidak terpakai dan dengan menjinjing selimut Myung Hee menatanya di brankar untuk tidur. Aku belum pernah berjumpa orang yang keras kepala sepertimu ucap Hee Tae. Myung Hee membalas berkata kalau ia belum pernah menyaksikan lelaki remaja yang banyak mengeluh sepertimu juga.
Setelah selesai Myung Hee menawan Hee Tae duduk di brankar kemudian menginformasikan kalau ia akan menyidik apakah ada ranjang tambahan. Tunggu ucap Hee Tae menahan tangan Myung Hee mengajukan pertanyaan kenapa kau butuh ranjang tambahan, kita sanggup tidur seranjang.
Kita tidak sanggup mengerjakan itu ucap Myung Hee. Apa maksudmu tanya Hee Tae semalam kita tidur bareng bahkan di ranjang yang lebih kecil. Baiklah, kau tidur di ranjang ini ucap Hee Tae dan saya akan mencari ranjang tambahan. Biar saya saja ucap Myung Hee kemudian membaringkan Hee Tae berkaya berhenti bicara dan berbaringlah.
Halo ucap Soo Chan di saat menjawab telpon kemudian mengajukan pertanyaan kenapa sukar sekali menghubungimu setelah mengenali yang menelpon yaitu Soo Ryeon. Soo Ryeon meminta maaf kemudian mengajukan pertanyaan bagaimana kondisi Ayah, ia sudah merasa lebih baik. Ya jawab Soo Chan ia gres saja minum obat dan tertidur.
Di mana kau kini tanya Soo Chan. Soo Ryeon menjawab kalau ia di rumah di Seoul. Kalau begitu tutup, saya akan meneleponmu kembali ke rumahmu ucap Soo Chan. Soo Ryeon melarangnya lantaran Hee Tae sedang tidur dan gampang terbangun, saya akan tidur sekarang.
Myung Hee membuka mataya mendengar Hee Tae sedang bermain gitar kemudian menghampirinya mengajukan pertanyaan ada apa, apa tadi rusak. Tidak ini cuma ukiran kecil jawab Hee Tae kemudian mengajukan pertanyaan apa saya membangunkanmu. Myung Hee menginformasikan kalau ia bermimpi. Apakah mimpi buruk tanya Hee Tae.
Mimpi perihal yang kita lihat tadi siang jawab Myung Hee dan mengajukan pertanyaan menurutmu kenapa para serdadu mengerjakan itu. Hee Tae menginformasikan diam-diam kemudian bercerita terhadap Myung Hee kalau ia pernah tersambar petir di saat pergi ke bawah kanopi untuk berlindung dari hujan dan sikuku tersambar seumpama ini,
Jadi, saya cuma mempelajari cara kerja petir beberapa di saat namun alasannya sederhana lantaran saya berada sempurna di samping telepon biasa jadi, saya senantiasa berupaya menjauhi telepon biasa tiap kali hujan, sama seumpama peristiwa hari ini rasanya seumpama tersambar petir dan kebetulan kita berdiri di samping telepon biasa dan semua akan baik-baik saja begitu kita meninggalkan Gwangju besok.
Tapi bagaimana jika di wilayah lain juga seumpama ini tanya Myung Hee. Hee Tae menyuruhya jangan kalut lantaran intuisiku senantiasa tepat. Myung Hee memerintahkan Hee Tae mainkan gitarnya dan lihat apakah terdengar bagus. Baiklah ucap Hee Tae namun syaratnya kita mesti pribadi ke stasiun setelah bangkit tidur dan jangan keras kepala.
Katanya akan hujan di sore hari jadi sesi latihan akan digantikan dengan latihan di dalam ruangan ucap Chul Bum menyuruhnya di kamar sepanjang hari kemarin. Apa kita mesti berlatih di dalam ruangan lagi hari ini tanya Myung Soo di saat mereka mulai latihan. Nanti akan hujan ucap Jung Tae.
Myung Soo berkata kita sanggup saja berlari sebelum hujan mulai turun dan merasa terkurung. Situasi semakin tegang di area sentra kota Gwangju ucap Chul Bum seraya mengunci pintu pagar. Kita baik-baik saja dan tetapkan kau menguncinya dengan benar ucapnya.
Jin A mengajak Bo Yeon ke toko roti dan pribadi kembali di saat kelasnya gres mulai nanti. Kamu tidak mendengar perkataan guru tadi tanya Bo Yeon guru melarang kita mendekati sentra kota. Itu artinya kita dihentikan berunjuk rasa ucap Jin A.
Bukankah itu Direktur tanya Jin A di saat melihatnya sedang dipukuli oleh tentara. Astaga, itu memang ia ucap Bo Yeon. Jangan menghantam orang yang tidak bersalah teriak Seung Wook. Jin A juga berteriak jangan pukul guru kami, kemudian mereka semua berlari di saat dikejar serdadu tersebut.
Hee Tae membuka matanya, menoleh kearah brankar Myung Heed dan tidak mendapatinya disana kemduain menyaksikan jam ternyata sudah pukul 09.30.
BERSAMBUNG……
Sampai berjumpa lagi di Youth Of May Eps 18 dan jangan pernah bosen untuk membaca di drama yang saya tulis, salam A2One.