Drama Korea – Sinopsis Start Up Episode 9 Part 4, Sebagian link untuk part ketiga tersedia pada Episode sebelumnya cek di sini. Untuk Kamu yang ingin tahu wacana link spoiler recapnya lengkap pada goresan pena yang ini.

Nyonya Cha makan ramen di minimarket.
Sambil makan ramen, beliau tanya ke karyawan minimarket apa ada di bersahabat sana minimarket yang cari kerja paruh waktu.
Nyonya Cha : Aku sudah keliling. Tapi tak ada brosur yang tertempel.
Si karyawan bilang, zaman kini sudah pakai aplikasi pencari kerja.
Nyonya Cha bingung, aplikasi pencari kerja?

Karyawan bilang, tujuannya aplikasi ponsel. Apa Nyonya Cha gak tahu.
Nyonya Cha pribadi senyum, seperti beliau tahu.


DoDal tersesat. Do San berhenti melajukan mobilnya dan bilang ke Dal Mi kalau mereka salah jalan.
Halmeoni sudah tidur.

Do San kemudian turun. Dal Mi juga.
Do San menyaksikan ada papan larangan masuk, jalan buntu.
Do San : Jalannya buntu. Kita mesti putar balik.

Do San menoleh ke Dal Mi dan menyaksikan Dal Mi lagi memandang langit.
Do San tanya, Dal Mi sedang apa. Dal Mi bilang ini pertama kali beliau menyaksikan bintang sebanyak itu.
Do San memandang langit. Dia bilang beliau juga gres pertama menyaksikan bintang sebanyak itu.
Do San : Ada untungnya kita tersesat.
Do San kemudian tanya, apa Dal Mi mau keliling lagi.
Dal Mi : Kau tak ingin pulang?
Do San : Bukan begitu.

Dal Mi : Kau berantem dengan orang tuamu?
Do San : Tidak. Kami tidak bertengkar. Hanya saja…
Dal Mi : Apa?
Do San : Hanya saja, saya bukan putra yang baik. Aku merasa bersalah senantiasa mengecewakan mereka.
Dal Mi : Sepertinya saya paham. Kau mau menjadi bulan yang bersinar terang, namun nyatanya kamu bintang kecil seumpama debu. Begitukah?


Do San : Ya. Dal Mi-ya.
Dal Mi : Apa?
Do San : Analogimu kurang tepat. Bintang merupakan bintang, namun bulan merupakan satelit. Mungkin bintang terlihat kecil seumpama debu, namun bergotong-royong lebih besar dibandingkan dengan bulan dan matahari. Massa dan energinya juga besar.
Dal Mi tertawa mendengarnya.
Do San : Inilah yang menghasilkan mahasiswa teknik dikritik.

Dal Mi : Artinya analogiku tepat. Kau bintang di sana, yang terlihat kecil seumpama debu. Bintang yang lebih besar dari rembulan. Jadi, jangan kabur. Suatu dikala orang tuamu akan menyadarinya, seumpama aku.
Do San kemudian minta maaf pada Dal Mi. Dal Mi tanya minta maaf buat apa.
Do San bilang alasannya merupakan salah jalan.
Mereka kemudian memandang lagi ke langit.

Halmeoni lagi nyuci kerang tangkapannya semalam.
Dal Mi keluar dari kamarnya. Dia kagum menyaksikan kerangnya banyak banget.
Dal Mi : Kita sanggup makan kerang ini selama sepuluh hari Tidak. Bahkan mungkin sebulan.
Halmeoni : Jangan berlebihan. Paling cuma sepekan.

Dal Mi beranjak ke meja dan menyaksikan beberapa selebaran.
Dal Mi : Ini apa?
Halmeoni bilang, ttu brosur untuk merekrut pegawai paruh waktu.
Dal Mi : Tak ada lagi yang lihat selebaran. Aku akan unggah di aplikasi.
Halmeoni : Tak usah. Tak perlu pakai aplikasi. Masih ada orang yang tak pakai itu. Biar saya pilih salah satu dari mereka.

Nyonya Cha membaca brosur yang ditempel di tiang listrik. Dia lagi nyari brosur kerja part-time.

Dal Mi lagi masang sepatu. Halmeoni mendekati Dal Mi, dan tanya apa Do San pulang dengan selamat kemarin.
Dal Mi : Tentu saja begitu.
Dal Mi kemudian pergi.

Do San balik ke rumahnya, namun beliau ragu masuk ke rumah.
Pas lagi mondar mandir dari teras ke halaman ke teras lagi, pintu rumahnya terbuka dari dalam.
Do San pribadi ngumpet dibalik pintu.
Orang tuanya keluar.
Ayah : Dia tak menghubungimu, ‘kan? Kau tak menyembunyikannya, ‘kan?
Ibu : Tidak. Kenapa saya mesti sembunyikan itu?
Ayah : Kenapa beliau tak jawab telepon?


Ayah menelpon Do San.
Ketahuan lah Do San ngumpet dibalik pintu alasannya merupakan suara teleponnya.


Ayah marah. Dia pribadi mencengkram Do San.
Ayah : Ada apa denganmu sebenarnya? Ayah memberimu duit alasannya merupakan kamu mau buat bisnis. Tapi kenapa menampilkan perusahaanmu terhadap orang asing? Uang itu sungguh bermanfaat bagi ayah!
Do San minta maaf.
Ibu berupaya menenangkan ayah. Dia bilang aib pada tetangga.

Dan persis seumpama pertanyaan Chul San, ayah tanya, apa Dal Mi merayu Do San hingga Do San ngasih jabatan CEO ke Dal Mi.
Do San bilang Dal Mi yang lebih patut jadi CEO.
Do San : Aku tak sanggup apa-apa. Aku yang payah ini berlagak sanggup berbisnis. Maafkan aku.
Ayah gak ngerti kenapa Do San bilang dirinya payah. Ayah bilang, gimana sanggup orang yang juara 1 olimpiade matematika disebut payah.
Do San pun hasilnya ngaku kalau beliau nyontek waktu itu.
Ayah syok.

Ayah dan ibu memandang foto Do San dikala mendapatkan medali di olimpiade matematika yang ke-15.
Ibu kemudian memandang wajah ayah yang kecewa. Setelah itu, beliau menurunkan foto Do San, juga atribut kemenangan Do San lainnya.
Tapi ayah mengambil atribut Do San dari tangan ibu dan mematahkannya.

Do San duduk diluar. Dia meniadakan tangisnya. Ibu kemudian keluar dan duduk disamping Do San. Do San tanya, apa ayahnya baik-baik saja.
Ibu bilang tidak, namun ayah akan secepatnya membaik.
Ibu kemudian tanya apa Do San udah lega sekarang.
Do San minta maaf alasannya merupakan merasa lega.
Ibu : Kenapa minta maaf alasannya merupakan lega? Kesalahanmu bukan itu. Mendengar ceritamu dari orang lain menghasilkan kami sedih. Kami lebih sedih alasannya merupakan kamu berbuat begitu dibandingkan dengan tahu perbuatanmu dulu. Kenapa tak sanggup jujur terhadap kami? Kami orang tuamu.
Do San : Maafkan aku.
Ibu : Ya. Kau mesti merasa bersalah akan itu.

Ji Pyeong di ruangannya tak sanggup konsentrasi bekerja. Dia menimbang-nimbang halmeoni yang pernah tanya padanya, apa beliau suka Dal Mi.
Ji Pyeong kemudian ingat dikala mendapati DoDal berdua di atap gedung Sand Box.
Dia juga ingat pertanyaan Dal Mi, kenapa beliau menolong DoDal.
Terakhir beliau ingat dikala Do San mau mengajak Dal Mi dan halmeoni jalan-jalan.
Ji Pyeong pun hasilnya beranjak pergi.

Nyonya Cha keliaran di jalan sambil menggeret kopernya.
Lalu beliau menyaksikan ada satu brosur yang ditempel di tiang listrik.
Nyonya Cha bergegas lari ke tiang listrik buat ngambil selebaran.
Tapi ada gadis muda juga yang hendak mengambil selebaran. Nyonya Cha lebih gesit, beliau mengambil duluan.
Nyonya Cha kemudian terkejut membaca selebaran. Ada nama halmeoni di sana. Halmeoni mencari pekerja part-time untuk warungnya.

Nyonya Cha hasilnya hingga di warung halmeoni namun beliau cuma natap halmeoni dari jauh.
Nyonya Cha kemudian bilang beliau gak sanggup kerja kayak gitu. Dia mau pergi namun balik lagi dan bilang lebih buruk jikalau balik sama Pimpinan Won.
Nyonya Cha resah lagi. Dia bilang beliau masih punya rasa aib untuk berhadapan sama halmeoni.
Nyonya Cha hasilnya pergi, namun beliau papasan sama Ji Pyeong. Ji Pyeong gak ngeliat Nyonya Cha dan terus berlangsung ke arah halmeoni.

Sementara halmeoni menempelkan selebarannya di food truck nya.
Lalu beliau teringat kata-kata Dal Mi di pantai. Dal Mi bilang beliau ingin tau namun takut untuk bertanya.

Ji Pyeong datang. Ji Pyeong tanya, apa yang dikhawatirkan halmeoni pagi-pagi.
Halmeoni bilang nampaknya Dal Mi curiga.
Ji Pyeong tanya, soal apa.
Halmeoni : Tentang kamu dan Do San.
Halmeoni kemudian teringat surat itu.
Ji Pyeong tanya surat apa.

Halmeoni : Waktu itu, Dal Mi mencari Do San alasannya merupakan akan berjumpa In Jae. Kau ingat pohon sakura di depan toko corn dog lamaku. di Seonju, ‘kan? Dia bilang beliau meletakkan surat di sana. Aku akan ambil itu dan berikan pada Do San. Jika Do San perlihatkan surat itu pada Dal Mi, beliau niscaya percaya. Ya, ‘kan?
Ji Pyeong bilang itu terlalu jauh.
Ji Pyeong : Kenapa hingga pergi ke sana? Tak perlu.
Halmeoni : Cepat jikalau naik bus. Tak akan makan waktu lama.
Ji Pyeong : Kenapa mesti hingga begitu?


Halmeoni bilang mudah-mudahan DoDal gak terluka.
Ji Pyeong tanya bagaimana dengannya.
Ji Pyeong kemudian bilang kalau beliau mau kasih tahu Dal Mi semuanya.
Halmeoni kaget. Waktu itu kamu bilang tak ingin kecewakannya.
Ji Pyeong pun ngaku. Dia bilang beliau menggemari Dal Mi.
Halmeoni kaget.

Do San di stasiun kereta. Dia menimbang-nimbang kata-kata ibunya tadi. Lalu beliau ingat perilaku gila Dal Mi.
Do San kemudian menjangkau ponselnya. Dia mau menelpon Dal Mi. Kayaknya beliau gak mau Dal Mi sedih kalau tahu beliau bukan Do San 15 tahun kemudian dari orang lain. Kayaknya beliau mau kasih tahu Dal Mi semuanya.

Hujan deras turun. Ji Pyeong dan halmeoni berteduh di depan food truck. Halmeoni bilang Ji Pyeong gak boleh kayak gitu.
Ji Pyeong tanya kenapa. Halmeoni bilang alasannya merupakan korelasi DoDal berlangsung dengan baik.
Ji Pyeong : Tapi keadaanku yang tak baik. Aku terus memikirkannya, saya ingin dia, dan rasanya tidak adil. Aku tak tahu ada apa denganku.
Halmeoni : Harusnya kamu jujur saja waktu itu. Sekarang tak boleh. Tak boleh begini.


Ji Pyeong : Kenapa tak boleh? Kenapa Do San boleh, saya tidak?
Halmeoni : Ji Pyeong-ah.
Ji Pyeong : Ya, benar. Aku memang tak boleh begini. Sejak permulaan saya salah. Seharusnya sejak permulaan saya tak berjumpa Nenek. Sebelumnya, saya hidup dengan baik. Tak kurang apa pun! Tapi Nenek memberiku nama panggilan Anak Baik. dan saya mengerjakan kesalahan besar. Aku berlaku kolot lagi seumpama dulu.

Ji Pyeong pergi, namun langkahnya terhenti alasannya merupakan halmeoni memanggilnya.


Chul San bangun di depan gedung Sand Box. Hujan kian deras.
Pasangan kekasih datang. Mereka berlari menerobos hujan beralaskan kemeja si pria.
Chul San senyum2 lihatnya.
Sa Ha secara tiba-tiba muncul. Dia heran hujan tiba-tiba turun padahal menurut ramalan cuaca gak bakal hujan.
Chul San pribadi melepas kemejanya dan memayungi Sa Ha. Dia mengajak Sa Ha berlari menerobos hujan. Chul San juga bilang Sa Ha gak boleh sakit.
Tapi Sa Ha menenteng payung. *LOL

Sa Ha kemudian pergi duluan.
Chul San sedih. Yong San datang. Endingnya Chul San lari-larian sama Yong San.

Dal Mi di kantor. Tak lama, Sa Ha, Chul San dan Yong San datang. Ngeliat Sa Ha bawa payung sama Chul San dan Yong San kedinginan, Dal Mi kaget.
Dal Mi : Diluar hujan? Kata ramalan cuaca tak hujan.
Dal Mi kemudian nanyain Do San.
Yong San bilang, mungkin Do San juga lagi dalam perjalanan dan kehujanan kayak mereka.
Gak mau Do San kehujanan, Dal Mi pun beranjak pergi. Tak lupa beliau meminjam payung Sa Ha.

Setelah Dal Mi pergi, Sa Ha ngasih handuk kecil ke Chul San dan Yong San.
Sa Ha : Lap tubuh kalian sebelum terkena flu.
Sa Ha pun pergi.


Chul San dan Yong San bahagia sanggup handuk dari Sa Ha.
Ponsel Yong San berdering. Telepon dari Do San. Do San nanyain Dal Mi. Yong San bilang, Dal Mi gres aja pergi ke stasiun kereta buat jemput Do San.

Dal Mi nungguin Do San di depan stasiun masuk Sand Box, namun Do San gak kunjung datang.


Ji Pyeong melongo di mobilnya. Tak lama, beliau menyaksikan payung berwarna hijau disampingnya.
Ternyata itu payung halmeoni. Halmeoni berlari ke Ji Pyeong dan memayungi Ji Pyeong.
Halmeoni minta maaf.
Ji Pyeong nangis.
Halmeoni kemudian menampilkan payungnya ke Ji Pyeong.
Ji Pyeong pergi tanpa menyampaikan apapun.
Flashback end…

Ji Pyeong merasa sesak. Setelah berpikir, Ji Pyeong mengantarkan pesan ke halmeoni. Ji Pyeong bilang beliau bakal ke Seonju ngambil surat Dal Mi dan akan menampilkan surat itu ke Do San. *Omo, kasihan Ji Pyeong.

Halmeoni merasa bersalah. Dia bertanya-tanya, apa itu eksekusi alam untuknya. Apa yang mesti ia lakukan.

Ji Pyeong tiba di depan toko halmeoni yang dulu. Dia mengambil, kemudian membaca surat Dal Mi.
Dal Mi : Do San-ah, kadang-kadang saya berpikir. Pada animo semi tahun itu, saya kehilangan banyak hal. Jika tak ada surat darimu, bagaimana jadinya animo semiku? Aku niscaya akan lebih meratapi bunga yang gugur dibandingkan dengan bunga yang bermekaran. Pasti akan menjadi animo semi sarat penyesalan alasannya merupakan saya mesti melepaskan orang yang kucintai tanpa sempat berkata bahwa saya mencintainya. Terima kasih alasannya merupakan menemaniku animo semi tahun itu. Terima kasih untuk suratmu. Saat itu, saya yakin kamu ada. Sekarang, saya ingin yakin bahwa kamu benar ada, Do San-ah. Aku merindukanmu. Jadi, kini saya mesti menemukanmu, Nam Do San.


Do San tiba di pintu masuk Sand Box, namun Dal Mi nya gak ada.
Do San lantas menelepon Dal Mi namun ponsel Dal Mi ketinggalan di warung halmeoni.
Halmeoni menjawab telepon Do San.


Ji Pyeong kemudian terkejut Dal Mi secara tiba-tiba timbul di depannya.
Dal Mi pun mendekati Ji Pyeong.
Ji Pyeong tanya, gimana tiba-tiba Dal Mi sanggup ada di sana.
Dal Mi bilang, ponselnya dengan halmeoni tertukar.

Ternyata pas mau berangkat, Dal Mi salah bawa ponsel.
Dan dikala di stasiun, pesan dari Ji Pyeong masuk ke ponsel halmeoni. Dal Mi bilang, beliau tiba alasannya merupakan ingin tau dengan pesan gila yang masuk ke ponsel halmeoni.

Dal Mi kemudian tanya kenapa Ji Pyeong sanggup ada di sana. Apa Ji Pyeong dan halmeoni sudah kenal sejak dulu.
Ji Pyeong resah menjawabnya.
Dal Mi kemudian tanya siapa Ji Pyeong sebenarnya. Dan siapa Do San.
Terdengar suara ponsel. Sepertinya ponsel halmeoni berbunyi. Mungkin dari Do San.


Dan memang benar dari Do San. Dal Mi menjawabnya.
Do San bilang, tadi beliau menelpon ke ponsel Dal Mi dan kata halmeoni ponsel mereka tertukar.
Dal Mi kemudian tanya, apa Do San ingat kawasan mereka dahulu sering bertukar surat 15 tahun lalu.
Do San terkejut dengan pertanyaan Dal Mi.
Dal Mi : Jawab aku! Kumohon!
Do San lantas tanya Dal Mi dimana. Dia bilang beliau akan secepatnya ke sana.
Dal Mi : Kenapa Pak Han yang disini, bukan kau!
Do San terkejut mendengarnya dan sadar Dal Mi udah tahu semuanya.

Do San lantas mau jelasin, namun Dal Mi menentukan panggilan Do San.
Do San menelepon Dal Mi lagi namun gak dijawab. Do San pun nangis.
Narasi Do San terdengar. Do San bilang angin damai bermetamorfosis tornado lagi dan bertiup keras ke arahnya.
Bersambung…