Drama Korea – Sinopsis Start Up Episode 9 Part 3, Tahu gak kalau tersedia lengkap link part sebelumnya ada pada Episode sebelumnya cek di sini. Selain itu dipersiapkan juga link daftarnya lho pada goresan pena yang ini.
Jadilah Ji Pyeong menyopiri DoDal.
Do San yang teler, senderan di pundak Dal Mi.
Do San beberapa kali minta maaf. Dia juga menyebut kembang api dan salah jalan.
Dal Mi pun gundah Do San kenapa.
Ji Pyeong bilang pada Dal Mi, kalau Do San akan bermalam di rumahnya.
Ji Pyeong : Dia akan lebih tenteram di rumahku.
Tapi Dal Mi berkeras minta dianterin ke rumahnya aja.
Do San secara tiba-tiba berdiri dan mendekatkan parasnya ke pundak Ji Pyeong.
Do San bilang mau muntah.
Ji Pyeong panic, hei! Hei! Hei! Dal Mi-ssi, bantu Do San.
Dal Mi pun menawan Do San ke belakang.
Ji Pyeong tanya, apa Do San udah muntah.
Dal Mi bilang masih belum.
Ji Pyeong menggendong Do San di punggungnya ke tempat tinggal Dal Mi.
Halmeoni ingin tau kenapa Do San minum hingga teler begitu.
Ji Pyeong yang kesal, bilang Do San tak tahu diri dan tak tahu batasan.
Dal Mi kasihan pada Ji Pyeong. Dia tanya, berat sekali, kan?
Ji Pyeong bilang enggak, menyerupai kapas.
Ji Pyeong : Badannya terlalu lemah. Kurasa leher dan tulangnya bermasalah.
Ji Pyeong kemudian tanya Do San mau ditidurkan dimana.
Dal Mi dan halmeoni ngasih tahu Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Dia ringan sekali. Adikku yang lemah.
Ji Pyeong menjinjing Do San ke kamar halmeoni.
Halmeoni ikut masuk. Sementara Dal Mi menanti diluar.
Ji Pyeong menjatuhkan Do San ke kasur halmeoni.
Ji Pyeong : Astaga, lengan, kaki, bahu, dan punggungku.
Halmeoni : Apa? Kau bilang menyerupai kapas.
Ji Pyeong : Kapas yang telah berat alasannya air! Bukan. Seperti gajah yang telah minum air. Tidak. Gajah terlalu menggemaskan. Apa tak ada lagi benda yang berat dan sangat…. sungguh menyebalkan! Astaga. Aku letih sekali.
Ji Pyeong berbalik. Halmeoni menyaksikan muntahan Do San di pundak belakang Ji Pyeong.
Halmeoni : Astaga, nampaknya Do San sungguh mual sekali.
Ji Pyeong melirik ke pundak belakangnya. Dia ngedumel, sial. Kapan beliau muntah?
Halmeoni : Mungkin beliau laksanakan itu diam-diam.
Halmeoni kemudian bilang Do San sopan sekali.
Ji Pyeong semakin sewot, sopan? Menurutmu, kelakuannya yang mana yang sopan?
Halmeoni memelototi Ji Pyeong.
Halmeoni : Diam! Dal Mi akan dengar kita.
Halmeoni kemudian memerintahkan Ji Pyeong keluar biar sanggup bersih-bersih.
*Do San ucul kalau lagi mabuk. Ji Pyeong ucul kalau lagi ngedumel.
Dal Mi dan halmeoni duduk di meja makan. Hidangan makan malam udah tersaji di meja.
Ji Pyeong keluar dari kamar Dal Mi kayaknya, pakai baju Dal Mi warnanya pink.
Ji Pyeong cemberut memandang Dal Mi.
Ji Pyeong : Tak ada baju lain selain ini?
Dal Mi nunjukin baju lain yang setipe sama baju yang dipakai Ji Pyeong.
Ji Pyeong bilang, tak perlu.
Halmeoni terlihat menahan tawa.
Ji Pyeong kemudian pamit, namun halmeoni menyuruhnya makan malam.
Ji Pyeong malu-malu meong. Dia mau, namun gengsi. Dal Mi memerintahkan Ji Pyeong makan malam dahulu kalau memang belum makan.
Ji Pyeong pun malu-malu mendapatkan proposal makan malam dari Dal Mi.
Ji Pyeong bilang bakal beliau balikin sehabis dicucinya.
Halmeoni bilang tak perlu. Baju itu untuk Ji Pyeong saja.
JiDal dan halmeoni mulai makan. Baru mulai makan, Do San keluar dan kebingungan sendiri beliau ada di rumah Dal Mi.
Do San kemudian tanya ke semuanya, kenapa beliau ada di rumah Dal Mi padahal tadi beliau lagi sama temen-temennya.
Ji Pyeong : Teman-temanmu membuangmu, kemudian saya dan Dal Mi memungutmu.
Halmeoni kemudian memerintahkan Do San makan.
Ji Pyeong pribadi melotot ke halmeoni. Halmeoni memerintahkan Ji Pyeong memindah duduk, biar Do San sanggup duduk.
Ji Pyeong memindah duduknya ke dingklik satunya.
Lalu beliau mengambil mangkuk yang berisi lauknya yang ada di depan Do San. Dia bilang itu punyanya.
Do San : Aku telah makan ikan pollack dan siput. Tapi masih lapar.
Ji Pyeong : Itu alasannya kamu memuntahkannya semua. Di sini.
Ji Pyeong megang lehernya.
Do San juga megang lehernya. Dia fikir, beliau muntah di leher sendiri.
Ji Pyeong bilang di lehernya.
Dal Mi ngasih Do San baju ganti yang tadi ditawarkannya ke Ji Pyeong.
Lalu Dal Mi tanya, apa Do San mual? Kepala Do San sakit?
Do San bilang beliau tak apa-apa.
Do San kemudian minta maaf ke Dal Mi alasannya udah nyusahin Dal Mi. *Yang sulit Ji Pyeong, tong. Bukan Dal Mi.
Dal Mi tanya, apa Do San mau bermalam di rumahnya.
Ji Pyeong pribadi tersedak mendengarnya.
Halmeoni juga terkejut dan pribadi natap Dal Mi.
Do San tanya, apa boleh beliau menginap.
Dal Mi : Ya, tentu. Sudah terlalu malam dikala kamu sadar sepenuhnya nanti.
Ji Pyeong juga minta nginap.
DoDal dan halmeoni pribadi natap Ji Pyeong.
Ji Pyeong nyari alasan. Dia bilang beliau gak sanggup ninggalin Do San sendirian.
Ji Pyeong : Kami sungguh akrab.
Ji Pyeong kemudian memandang Do San dengan kesal. Dia bilang kalau gak mau beliau nginap, maka pulanglah bersamanya.
Do San gak jawab dan mulai makan.
DoJi tidur sekamar. Do San : Apartemenmu berpemandangan Sungai Han dan berkasur besar. Kenapa memaksa tidur di sini?
Ji Pyeong : Kau tinggal bareng orang bau tanah dengan nyaman. Kenapa di sini?
Do San : Bedebah kaya keterlaluan.
Ji Pyeong kesal dan pribadi berdiri memandang Do San.
Ji Pyeong : “Bedebah”? Ulangi lagi. Apa katamu barusan?
Do San juga berdiri memandang Ji Pyeong.
Do San : Astaga, maafkan aku. Maksudku, orang kaya keterlaluan. Kau yaitu orang kaya yang keterlaluan.
Ji Pyeong : Kenapa terus katakan itu? Memang saya punya apa? Kau punya banyak kelebihan dari diriku.
Do San : Apa? Apa yang lebih pada diriku?
Ji Pyeong : Tentu ada banyak. Kau lebih tinggi empat sentimeter dariku.
Do San : Tulang leherku bungkuk.
Ji Pyeong : Tapi kamu masih muda. Umurmu masih 20-an. Aku telah 35 tahun.
Do San : Apartemen berpemandangan Sungai Han. Jam yang lebih mahal dari mobil.
Ji Pyeong : Lantas kau… Sedang apa kita? Baiklah. Aku iri kepadamu alasannya tidak memiliki apa-apa.
Do San : Aku memang tidak memiliki banyak, cuma punya satu hal. Aku cuma punya satu hal, dan itu sungguh memiliki arti bagiku. Kau mau merebutnya?
Ji Pyeong : Kalau begitu ganti. Aku akan berikan rumah anggun dan jam mahalku. Tukar dengan satu hal itu.
Do San : Aku tak mau.
Mereka kemudian rebahan lagi dan saling membelakangi.
*Kesel ama Do San. Sikapnya itu loh, seolah-olah yang beliau punya di dunia cuma Dal Mi. Lah? terus ortunya gak dianggap? Sepupunya? Dia punya keluarga. Ji Pyeong? Yatim piatu, gk punya semua orang selain Dal Mi dan halmeoni. Lebih pantes Ji Pyeong deh kek nya yg ngomong ‘cuma punya satu hal’. Karena emang yang Ji Pyeong punya cuma Dal Mi dan halmeoni.
DoJi udah terlelap. Tapi Ji Pyeong yang gak sadar, tidur di atas keteknya Do San.
Do San terbangun dan terkejut ngeliat Ji Pyeong tidur di atas keteknya sambil senyum-senyum.
Do San pribadi bangun. Ji Pyeong lanjut tidur.
Kamera kemudian menyorot gambar di bajunya Ji Pyeong.
Ji Pyeong terbangun dan minta air ke Do San.
Terpaksalah Do San keluar.
Do San keluar dari kamar dan menyaksikan Dal Mi masih terjaga.
Dal Mi duduk di depan laptopnya. Lalu Do San menyaksikan Dal Mi menangis.
Do San lantas mendengar suara notifikasi di ponselnya. Ia pribadi mengusut ponselnya dan mendapatkan NoonGil memperoleh 4 bintang.
Do San juga mendapatkan ulasan dari seseorang yang namanya Lee So Yeon.
So Yeon : Aku pergi ke Gangju dengan putriku yang penglihatannya perlahan menghilang. Ada banyak bunga matahari yang bermekaran dengan indah. NoonGil berkata begitu. Pasti lebih indah kalau beliau melihatnya dengan mata yang masih baik. Dia niscaya akan lebih mengetahui keindahan yang dibilang NoonGil. Karena terlalu sibuk menjalani hidup, saya tak sanggup memamerkan banyak hal indah kepadanya. Aku menyesal. Sepertinya ini lebih terdengar menyerupai curahan hati, bukan ulasan.
Dal Mi membalas.
Dal Mi : Mungkin kamu merasa itu cuma curahan hati. Namun, bagi kami itu yaitu ulasan yang sungguh berarti. Aku sungguh paham hatimu yang ingin memamerkan hal indah kepadanya. Sama sepertimu, saya juga mau memamerkan panorama terindah terhadap orang yang kucinta. Agar saya tak menyesal nantinya.
Hari telah pagi. Dal Mi dan halmeoni sedang mempersiapkan sarapan.
Ji Pyeong keluar dari kamar. Dia telah memakai kemejanya lagi. Dal Mi tanya, Do San kemana.
Ji Pyeong bilang gak tahu, tas dan bajunya juga gak ada.
Dal Mi : Dia telah pergi?
Halmeoni : Tanpa berpamitan?
Dal Mi : Tak mungkin.
Ponsel Dal Mi berdering. Telepon dari Do San.
Do San : Ini hari Minggu. Ada janji?
Dal Mi : Tidak ada. Tapi, kamu di mana sekarang?
Do San : Ayo berkencan. Dengan Nenek juga.
Dal Mi : Sekarang? Berkencan?
Ji Pyeong terkejut mendengarnya.
Do San bilang dengan nenek juga.
Dal Mi : Dengan nenek juga.
Halmeoni kaget, aku?
Dal Mi, halmeoni dan Ji Pyeong keluar.
Mereka terkejut lihat Do San datang-datang bawa mobil.
Halmeoni : Kau beli mobil?
Do San : Nanti akan kubeli. Sekarang masih sewaan. Silakan naik.
Ji Pyeong : Ini kendaraan beroda empat listrik. Astaga. Kau mau ke mana?
Do San : Tempat yang jauh.
Ji Pyeong : Tempat apa kamu bilang barusan?
Do San : Tempat yang jauh.
Ji Pyeong : Di mana itu?
Do San : Kenapa? Mau ikuti saya lagi? Ini kencan.
Ji Pyeong kesal.
DoDal dan halmeoni masuk ke mobil.
Ji Pyeong masih berdiri di depan mobil.
Do San nyuruh Ji Pyeong minggir.
Terpaksalah Ji Pyeong minggir.
Halmeoni tanya, apa tak problem beliau ikut. Kalian berkencan.
Do San bilang tak apa.
Dal Mi pun tanya mereka mau kemana.
Do San : Tempat yang lebih anggun dari Santorini.
Dal Mi ingin tau apa ada wilayah kayak gitu di Korea.
Do San menjinjing Dal Mi dan halmeoni ke pantai.
Dal Mi girang, pantai!
Dal Mi memeluk halmeoni. Mereka kemudian mendekati Do San.
Dal Mi berlarian lagi sambil teriak.
Halmeoni dan Do San ketawa menyaksikan Dal Mi.
Dal Mi kemudian kembali mendekati halmeoni.
Halmeoni lantas memerintahkan Do San mencarikan cangkul dan sepatu bot untuknya.
Do San bingung, apa? Dal Mi juga tanya buat apa. Halmeoni bilang, lihat saja nanti.
Cangkul yang diminta halmeoni, ternyata dipakai halmeoni buat nyari kerang.
DoDal dari kejauhan menyaksikan halmeoni.
Dal Mi tersenyum, sementara Do San pusing. Do San bilang, bukan menyerupai ini.
Do San kemudian mengundang halmeoni. Dia memerintahkan halmeoni menyaksikan panorama bahari yang indah.
Halmeoni : Sudahlah. Kenapa terus katakan itu? Apa keindahan memberimu makan?
Halmeoni berbincang gurita yang ditemukannya.
Halmeoni memandang embernya yang sarat kerang.
Halmeoni senang, asstaga. Kita sanggup makan ini setidaknya selama sepekan.
Do San bilang mereka tiba kesini bukan untuk mencari kerang.
Dal Mi : Kau baca jawaban komentarku, ya?
Do San : Itu…
Dal Mi kemudian memeluk Do San. Dia mengucapkan terima kasih pada Do San.
Halmeoni masih nyari kerang. Lalu beliau menyaksikan ke arah DoDal yang masih pelukan.
Halmeoni menjangkau ponselnya dan mengarahkan kameranya ke DoDal. Lalu beliau tanya ke Yeong Sil, apa yang terlihat.
Yeong Sil : Dua orang yang terlihat menyerupai pasangan di pantai yang indah.
Halmeoni tersenyum mendengarnya.
Do San sibuk memperabukan hasil tangkapan halmeoni.
Sementara halmeoni dan Dal Mi duduk menyaksikan sunset.
Dal Mi : Kata Do San, beliau ingin memamerkan ini padamu.
Halmeoni : Ya. Aku berterima kasih.
Dal Mi : Nenek, waktu itu kamu mengajukan pertanyaan siapa yang saya lebih senang antara Do San 15 tahun lalu, dan Do San yang sekarang.
Halmeoni : Ya.
Dal Mi : Apa mungkin dua orang itu berbeda?
Halmeoni pribadi nervous mendengar pertanyaan Dal Mi.
Halmeoni lantas akal-akalan tanya, apa maksud Dal Mi.
Dal Mi : Tak apa. Hanya saja saya terus terpikir perihal hal aneh. Aku aneh, ya?
Halmeoni : Ya. Kau aneh. Kenapa bicara hal ajaib begitu? Kau suka Do San, kan?
Dal Mi memandang Do San. Lalu Dal Mi bilang iya.
Dal Mi : Aku sungguh suka.
Dal Mi kemudian menyandarkan kepalanya di pundak halmeoni. Dal Mi bilang beliau suka Do San hingga merasa sedikit takut. Banyak yang menjadikannya ingin tau namun ia takut untuk bertanya.
Untuk beberapa saat, mereka terdiam.
Hingga balasannya Do San mengundang mereka. Bilang masakannya telah matang.
Bersambung ke part 4…
