Drama Korea – Sinopsis Start Up Episode 8 Part 4, Lihat nih gaes, Part lain Kalian sanggup tahu wacana Episode sebelumnya cek di sini. Untuk link daftar lengkapnya tersedia juga cek pribadi pada goresan pena yang ini.

Paginya, ibu terburu-buru membangunkan Do San.
Ibu bilang, Do San masuk TV.
Do San kaget.


Ternyata semua itu alasannya merupakan wawancara Park Chan Ho!
Ayah bicara di telepon sambil menggaruk-garuk punggungnya dengan alat penggaruk. Dia nyuruh orang-orang menonton televisi.
Park Chan Ho bilang, dahulu ada anak kecil berjulukan Nam Do San. Dia mengaku sanggup pesan kalau anak itu sudah remaja dan melaksanakan perusahaan rintisan.
Ayah masih bicara di telepon, pastinya sambil ketawa ketiwi. Ayah bilang ia mendengar kalau Cheon Ho yang mengirim pesan ke Chan Ho.

Singkat cerita, Chan Ho mengenalkan NoonGil pada 3 lelaki yang sedang mewawancarainya.
Do San speechlees dong.


Ji Pyeong yang lagi treadmill-an, juga menonton wawancara Chan Ho.
Ji Pyeong heran sendiri, Park Chan Ho? Bagaimana bisa?
Dia bahkan hingga jatuh dari treadmill nya.

Sa Ha, Chul San dan Yong San yang nonton wawancara Chan Ho di Sand Box, girang.
Tapi enggak dengan Dal Mi.
Chul San pribadi teriak kalau mereka dari Samsan Tech yang menghasilkan NoonGil.
Semua bertepuk tangan.
Yong San bersyukur mereka mengunggahnya secara global. Bahkan ada 5 ribu unduhan dari India.

Sa Ha bilang kelihatannya akan meraih 30 ribu pengguna.
Dal Mi syok, 30 ribu pengguna? Artinya satu miliar setahun.
Chul San : Ayo! Aku traktir karaoke sepuluh jam.

Do San sedang markirin sepedanya. Tapi secara tiba-tiba beliau sanggup telepon dari Kantor Polisi Yangin.


Dal Mi di karaoke sama Chul San, Sa Ha dan Yong San.
Chul San, Sa Ha dan Yong San gk ngerti sama sekali kenapa Dal Mi milih lagu sedih.
Dal Mi asik bernyanyi.
Yong San keluar.


Chul San ngajak Sa Ha duet. Tapi Sa Ha cuma membisu aja menatapnya.

Diluar, Yong San berupaya nelpon Do San namun ponsel Do San gak aktif.
Yong San pun risau kemana Do San.

Do San cuma sanggup tertunduk di saat detektif bilang kalau Pimpinan Won dari Morning Grup menuntutnya atas kerusakan properti.
Detektif juga bilang, kalau eksekusi Do San akan lebih ringan jikalau Do San dan Pimpinan Won berdamai.
Do San tanya, gimana kalau mereka gak meraih kata sepakat.
Detektif bilang maka kasusnya akan hingga ke pengadilan.
*Omo, kasihan Do San. Baru bentar doang senang alasannya merupakan NoonGil berhasil.


Dal Mi lagi pusing. Dia bahkan hingga ngantukin kepalanya ke pintu. Semua itu gara-gara Morning Grup. Dal Mi gak mau minta proteksi Morning. Tapi di daftar perusahaan yang dikasih Ji Pyeong, cuma tinggal Morning doang yang belum dihadiri Dal Mi.


Dal Mi kemudian menyaksikan Do San duduk di taman.
Dal Mi : Ada apa? Kenapa sepanjang hari tak angkat telepon? Kau dari mana saja?
Do San : Aku pergi ke sebuah tempat.

Dal Mi kemudian tanya, buku apa yang dipegang Do San.
Do San bilang itu merupakan umpan balik NoonGil.
Do San bilang itu untuk Dal Mi.

Dal Mi membacanya.
Dal Mi : Dia menulisnya dengan rinci namun ini seumpama goresan pena nenek. Sepertinya beliau tak buta, cuma matanya buruk. Ternyata penglihatannya akan secepatnya hilang. Setelah membaca, saya mencicipi faedah dari menghasilkan ini.
Dal Mi kemudian tanya siapa orang itu. Dia bilang beliau pengen ketemu.


Do San minta Dal Mi mendengarkannya baik-baik.
Dal Mi pun terkejut mendengar kisah Do San.
Do San kisah soal pandangan halmeoni.
Dal Mi syok. Dia bahkan hingga mesti dipeluk oleh Do San.

Malam pun tiba. Do San nganterin Dal Mi pulang.
Dal Mi berterima kasih pada Do San untuk semuanya. Karena Do San sudah menghasilkan NoonGil. Karena Do San sudah menginformasikan penyakit halmeoni.

Dal Mi nangis lagi.
Do San : Dal Mi-ya, nenek bilang begini padaku. Dia ingin terus menyaksikan senyummu yang cantik. Karena itu, tersenyumlah.


Do San memegang paras Dal Mi dan menatapnya.
Dal Mi tanya, kelihatan habis menangis?
Do San mengiyakan.
Dal Mi pun kebingungan. Dia tidak ingin nenek tahu beliau habis nangis.

Dal Mi kemudian menyertakan bedak ke pipinya.
Dal Mi : Sudah?


Dal Mi lantas masuk dan menyaksikan halmeoni kesusahan memotong kuku.
Dal Mi menghela nafas. Dia kemudian mendekati halmeoni.

Dal Mi mau menolong halmeoni namun halmeoni gak mau dibantu.
Dal Mi mengambil gunting kuku dari tangan halmeoni.
Dal Mi tambah murung menyaksikan beberapa plester di jari halmeoni.
Halmeoni menyaksikan paras Dal Mi yang murung.


Dal Mi kemudian bilang kalau beliau akan buat NoonGil dengan baik.
Halmeoni kaget.
Dal Mi : Aku akan melakukan pekerjaan keras. Akan kubuat kamu hidup dengan nyaman.


Dal Mi nangis lagi.
Halmeoni mengetahui kalau Dal Mi udah tahu penyakitnya.
Dal Mi meminta halmeoni membiarkannya menangis untuk hari ini. Dan beliau berjanji, ke depannya akan terus tersenyum.
Halmeoni memeluk Dal Mi. Mereka sama-sama menangis.

Besoknya, In Jae memandang tajam poster Pimpinan Won.
Dia kemudian menjangkau ponselnya.
Tak lama, Dal Mi datang. Dal Mi tanya, apa Pimpinan Won sudah datang.
In Jae ingin tau kenapa Dal Mi secara tiba-tiba sopan pada Pimpinan Won.
Dal Mi bilang mulai kini beliau mesti menghimpun rasa hormat yang tak pernah ada.


In Jae bilang Dal Mi berani sekali sehabis menghasilkan kekacauan.
In Jae : Kau dihentikan mendekat.
Dal Mi : Kalau begitu, kamu akan masuk bersamaku.
In Jae kaget, kenapa?
Dal Mi bilang beliau sanggup masuk kalau ada In Jae. Dia mau berlutut dan memohon.
In Jae marah. Dia tanya apa Dal Mi gak punya harga diri.


Dal Mi bilang beliau bagai berdiri di tepi jurang jadi tak perlu harga diri.
Dal Mi : Antarkan aku. Akan kuperlihatkan hal bodoh.
In Jae menghela nafas. Lalu beliau minta Dal Mi mengikutinya.

In Jae menjinjing Dal Mi berjumpa ayah tirinya. Begitu masuk, mereka terkejut menyaksikan Do San sedang berlutut pada Pimpinan Won.
Melihat Dal Mi, Do San pribadi berdiri. Dal Mi pun mendekat. Dia tanya, ngapain Do San disana.
Pimpinan Won menjelaskan, kalau beliau menuntut Do San atas pengrusakan properti.
Pimpinan Won : Jika tak sanggup berdamai, kalian akan punya riwayat kriminal. Jadi, beliau mesti berlutut.

Pimpinan Won kemudian tanya, argumentasi Dal Mi menemuinya.
Dal Mi pun minta dana tanggung jawab sosial Morning diberikan ke Samsan.
Sang Soo : Kalian tak sanggup diduga. Tak tahu diri.
Pimpinan Won : Baiklah. Pendanaan? Aku akan fikirkan itu.

Sang Soo tak setuju, ayah!
Pimpinan Won bilang, beliau akan berikan pendanaan asalkan DoDal berlutut padanya.


In Jae marah, ayah!
Pimpinan Won berdiri dan memandang In Jae.
Pimpinan Won : Ini pelajaran untuk pebisnis. Kau juga tahu bahwa semua tak sanggup selesai dengan kekerasan. Orang miskin yang seenaknya cuma akan tersiksa. Kita mesti beri pelajaran terhadap mereka. Bukankah begitu? Kita tak pernah tahu masa depan.
Dal Mi pun membenarkan, kalau semua tak sanggup diprediksi jadi mereka mesti bersiap-siap.


Ternyata oh ternyata, Dal Mi punya rekaman di saat ia dan Do San menemui Pimpinan Won dan Sang Soo sebelumnya.
Ji Pyeong yang tahu kalau Samsan cuma akan dijadikan pekerja part-time, pribadi mengirimi Dal Mi pesan.
Dal Mi yang di ruang rapat bareng Pimpinan Won dan Sang Soo, membaca pesan Ji Pyeong.
Ji Pyeong memerintahkan Dal Mi merekam obrolan mereka untuk dijadikan pegangan.

Dan sekarang, rekaman itu dijadikan senjata oleh Dal Mi untuk membalikkan keadaan.
Pimpinan Won dan Sang Soo kaget.
Dal Mi : Di depan ada banyak anak muda. Dan banyak wartawan juga alasannya merupakan judul kuliahmu bagus. Mereka akan tulis banyak postingan menawan jikalau dengar ini. “Won Du Jeong yang katanya mendukung mimpi cowok ternyata memeras para pemuda!” Berita utama yang bagus.
Pimpinan Won : Lantas, kamu mau berikan ke wartawan?
Dal Mi : Citra perusahaan sanggup hancur alasannya merupakan goresan pena wartawan. Kau akan perlu banyak duit dan waktu untuk kembalikan gambaran itu.
Dal Mi kemudian bilang bukankah dana tanggung jawab sosial perusahaan sanggup dipakai pada di saat seumpama ini.
Pimpinan Won marah, kamu mengancamku!
Dal Mi : Sepertinya lebih cocok disebut negosiasi.


Sang Soo mau memberi Dal Mi pelajaran namun Do San dengan gesit membatasi Sang Soo.
Dal Mi pun minta dana itu diberikan untuk bisnis NoonGil nya.
Dan juga, beliau minta Pimpinan Won mencabut permintaan terhadap Do San.
In Jae tersenyum, memandang besar hati adiknya.


Sekarang, Pimpinan Won lagi berpidato di hadapan ribuan anak muda.
Pimpinan Won : Di Silicon Valley, ada budaya “Sebarkan Kebaikan”. Jadi, pengusaha senior yang berhasil menolong pengusaha ingusan yang gres mengawali bisnis tanpa pamrih. Hari ini, aku, selaku pengusaha senior yang berhasil ingin mengamalkan budaya itu di sini. Pendanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Morning Group tahun ini memutuskan bisnis NoonGil milik Samsan Tech, dari kesibukan keanggotaan Sand Box ke-12. NoonGil merupakan partner tunanetra. Jadi, selaku bentuk bantuan dariku, saya akan memamerkan dana sebanyak mungkin.
Semua gempar Morning memutuskan Samsan.

Dal Mi pergi menemui Ji Pyeong. Dia menjinjing hadiah. Ji Pyeong tanya apa itu. Dal Mi bilang kalguksu kacang pinus dari Gapyeong.
Dal Mi : Penjualnya bilang tak sanggup dibungkus, namun saya memaksanya. Semoga masih enak.
Ji Pyeong gak ngerti Dal Mi secara tiba-tiba ngasih beliau itu.
Dal Mi : Katamu kamu ke Gapyeong cuma untuk ini? Berkatmu, kami sanggup ongkos operasional NoonGil, ini juga kado ulang tahunmu yang sudah lewat.
Ji Pyeong terang senang.
Dal Mi : Aku sudah tuliskan cara membuatnya. Aku pergi dulu.


Ji Pyeong mengundang Dal Mi.
Ji Pyeong : Seo Daepyeonim. Ini. Proposal usahanya kuperbaiki. Harus bersiap untuk Hari Demo.
Ji Pyeong ngasih anjuran NoonGil yang udah beliau perbaiki.
Dal Mi : Terima kasih.


Malam harinya, Dal Mi menyaksikan anjuran yang sudah diperbaiki Ji Pyeong.
Dal Mi kagum alasannya merupakan Ji Pyeong menulisnya dengan rinci dan rapi.

Tiba-tiba, Dal Mi merasa sering menyaksikan goresan pena Ji Pyeong.
Dal Mi lantas mengambil kotak yang berisi surat dari ‘Do San’.
Dia membuka satu surat ‘Do San’ dan membandingkannya dengan goresan pena Ji Pyeong di proposal.

Dal Mi heran alasannya merupakan goresan pena Ji Pyeong dan Do San sama.
Dal Mi juga ingat ulang tahun Ji Pyeong dan Do San sama.
Dal Mi heran gimana sanggup ulang tahun dan goresan pena mereka sama.

Sementara itu Ji Pyeong lagi menikmati kalguksu dari Dal Mi.
Ji Pyeong hingga mencari-cari dimana kacang pinusnya alasannya merupakan ada rasa kacang pinus. Dia pun takjub, ada rasa kacang pinus namun kacang pinusnya gak ada.
Ji Pyeong makan dengan lahap.

Di kamarnya, Do San terlihat murung memandangi bando Dal Mi.
Dal Mi masih risau gimana goresan pena dan ultah Ji Pyeong dan Do San sanggup samaan.
Dan Ji Pyeong tersenyum melahap kalguksu dari Dal Mi.
Bersambung….
Thank You buat anang129 dan Deaz Putri atas terjemahannya.
EPILOG :

Ji Pyeong ngeliat Do San di parkiran, bergegas menghampirinya. Ji Pyeong bilang untung mereka bertemu.
Ji Pyeong kemudian memamerkan bando Dal Mi ke Do San. Do San tanya, kenapa bando Dal Mi sanggup di Ji Pyeong.
Ji Pyeong bilang ia peroleh pas ngebersihin mobil.
Do San : Dia naik mobilmu? Kenapa?
Ji Pyeong : Dia minta dirahasiakan.


Ji Pyeong kemudian pergi.
Setelah Ji Pyeong pergi, Do San yang cemburu menendang sepedanya.
Ji Pyeong yang menyaksikan itu dari spionnya, tersenyum senang.

Tapi itu cuma bayangan Ji Pyeong guys…. Kenyataannya Ji Pyeong masih memandang Do San yang lagi ambil sepeda sambil megang bando Dal Mi.
Ji Pyeong lantas menghampiri Do San.
Ji Pyeong : Untung kita bertemu. Berikan ini pada Nona Seo.
Do San nya malah nanya, apa Ji Pyeong percaya itu punya Dal Mi. Bukan perempuan lain.
Ji Pyeong terkejut reaksi Do San biasa aja. Ji Pyeong kemudian bilang kalau gak pernah ada perempuan lain.
Do San : Pak Han, apa kamu jomblo seumur hidup? *Njiir, ngakak.
Ji Pyeong pun sewot, kenapa jadi membahas ini?
Do San lantas memerintahkan Ji Pyeong ke kantor pakai sepeda aja alasannya merupakan kantor dan apartemen Ji Pyeong sungguh dekat.
Do San : Pikirkan lingkungan dan kesehatanmu.
Do San pergi duluan.


Tapi… di depan, Do San berhenti sejenak. Raut parasnya berubah murung di saat memandang bando Dal Mi.
Ji Pyeong melalui dengan mobilnya. Do San memandang kepergian Ji Pyeong dengan tatapan minder.