Drama Korea – Sinopsis Start Up Episode 8 Part 3, Silahkan nih gaes, untuk mengenali bab Episode sebelumnya cek di sini. Sementara itu full rekapnya juga ada pada goresan pena yang ini.
Yeoja itu mengarahkan kamera ke Chul San. Lalu beliau mengajukan pertanyaan pada Yeong Sil, ada siapa di depannya.
Yeong Sil : Ada lelaki 20 tahunan yang pakai kacamata tanpa lensa mudah-mudahan terlihat keren.
Sontak lainnya tertawa.
Chul San mencopot kacamatanya. Tapi beliau ikut tertawa menyaksikan Do San dan Yong San tertawa.
Lalu beliau bilang, sakit sekali. Dia menyerangku dengan fakta.
Dal Mi terus menerangkan usahanya pada Bu Lee.
Hingga akhirnya, kendaraan beroda empat Bu Lee berhenti di suatu pabrik.
Bu Lee : Sudah sampai. Kau ada urusan dimana?
Dal Mi celingukan, kemudian beliau keluar.
Bu Lee : Tujuan bisnismu sungguh baik, namun kami sudah sepakat untuk mendanai bisnis lain di sini. Jadi, sulit bagi kami membiayai bisnismu.
Dal Mi kecewa, namun beliau tetap tersenyum. Dia bilang mungkin tahun depan mereka sanggup kerja sama.
Dal Mi pun pergi.
Bu Lee kayaknya tahu kalau Dal Mi berbohong bilang ada urusan di Gapyeong, jadi beliau menelpon Ji Pyeong.
Dal Mi berlangsung kaki sambil berupaya mencari sinyal. Sebuah kendaraan beroda empat secara tiba-tiba lewat, menghasilkan beliau terkejut dan terpaksa menepi.
Tapi… kakinya nginjek kotoran sapi.
Dal Mi membuka sepatunya. Udah tahu itu kotoran sapi, beliau malah mencium sepatunya yang nginjek kotoran sapi.
Dal Mi pun menggosokkan sepatunya ke rumput, agar kotoran sapinya hilang.
Ji Pyeong datang. Dal Mi terkejut menyaksikan Ji Pyeong secara tiba-tiba timbul di depannya.
Ji Pyeong bohong. Dia bilang, beliau ada urusan di sekeliling situ. Lalu Ji Pyeong memerintahkan Dal Mi masuk ke mobilnya.
Dal Mi nunjukin sepatunya. Dia bilang, beliau nginjek kotoran sapi. Ji Pyeong juga sama aja kayak Dal Mi, malah nyium sepatu yang bekas nginjak kotoran sapi.
Ji Pyeong pun galau mesti gimana.
Ji Pyeong kemudian memerintahkan Dal Mi muter sepatunya ke belakang.
Dal Mi pun pulang bareng Ji Pyeong.
Dal Mi menyaksikan sepatunya yang dikemas kantong sampah tak gampang terbakar yang ditarok di jok belakang.
Dal Mi : Kau belum pakai kantong khusus yang tak gampang terbakar itu?
Ji Pyeong : Aku sudah tak perlu lagi.
Dal Mi : Tapi kenapa kamu tiba ke daerah ini?
Ji Pyeong : Aku memang sering kemari.
Dal Mi : Kenapa kamu sering ke Gapyeong?
Ji Pyeong kebingungan mencari alasan.
Tepat di saat itu, mereka melalui di depan kedai makanan yang memasarkan kalguksu kacang pinus.
Langsung saja, Ji Pyeong bilang beliau tiba untuk kalguksu kacang pinus. Gapyeong beken alasannya merupakan itu dan ia tiba tiap weekend.
Ji Pyeong kemudian menyaksikan Dal Mi yang kelelahan. Dia memerintahkan Dal Mi tidur alasannya merupakan Dal Mi sering begadang belakangan ini. Tapi Dal Mi bilang beliau gak sanggup bobok kalau disopirin orang lain.
Ji Pyeong : Aku akan menyopir dengan hati-hati. Tidurlah meski dipaksakan.
Ji Pyeong menyaksikan Dal Mi udah tidur pulas.
Ji Pyeong tersenyum.
Mobil Ji Pyeong terus melaju. Hingga kesannya beliau menepikan mobilnya di saat mereka sudah tiba di kota.
Ji Pyeong memandang Dal Mi dan teringat kata-kata Bu Yoon.
Ji Pyeong : Aku tahu alasannya merupakan di saat muda pernah menjajal bisnis semacam ini. Aku senantiasa memohon terhadap orang lain setiap hari. Sangat melelahkan.
Ji Pyeong tersenyum memandang Dal Mi.
Lalu Ji Pyeong merendahkan dingklik Dal Mi, mudah-mudahan Dal Mi sanggup tidur dengan nyaman.
Setelah itu, beliau mematikan GPS nya mudah-mudahan Dal Mi tidak terusik dan lanjut jalan lagi.
Sekarang, kendaraan beroda empat Ji Pyeong udah berada di area parkir Sand Box.
Tapi mereka masih di mobil.
Dal Mi masih tidur. Ji Pyeong sedang menyaksikan ajuan NoonGil.
Dal Mi kemudian berdiri dan terkejut menyaksikan Ji Pyeong disampingnya.
Dal Mi : Aku ketiduran? Sungguh?
Ji Pyeong : Saat orang lain menyopirimu, kamu tidur sungguh nyenyak.
Ji Pyeong kemudian bilang, Dal Mi gak sanggup pakai sepatu Dal Mi. Dia memerintahkan Dal Mi pakai sandal yang sudah ia siapkan.
Dal Mi pun berterima kasih alasannya merupakan Ji Pyeong senantiasa membantunya. Dia juga bilang, jadi tidak yummy alasannya merupakan senantiasa dibantu Ji Pyeong.
Ji Pyeong dan Dal Mi turun.
Ji Pyeong : Bagaimana jikalau tak usah pakai pemrosesan suara? Sulit dan butuh ongkos banyak jikalau disatukan dengan pengenalan gambar. Lebih gampang dihilangkan.
Dal Mi : Do San juga sedang berupaya untuk itu. Aku juga mesti bisa.
Ji Pyeong : Aku tahu kamu akan begini.
Dal Mi kemudian minta Ji Pyeong gak ngasih tahu Do San soal apa yang terjadi hari ini di Gapyeong. Dia bilang beliau gak mau Do San kalut soal dana.
Ji Pyeong : Itu membuatku terharu.
Ji Pyeong mengembalikan sepatu Dal Mi.
Dal Mi pun beranjak lagi namun beliau malah nyium sepatunya yang anyir kotoran sapi lagi.
Dal Mi tiba di depan kantornya. Dia menghela nafas menyaksikan temen-temennya masih kerja.
Dal Mi kemudian menaruh sepatunya dibawah. Dia mau mengikat rambutnya namun terkejut ikat rambutnya tidak ada.
Ternyata bando Dal Mi tertinggal di kendaraan beroda empat Ji Pyeong.
Dal Mi kesannya masuk tanpa mengikat rambutnya.
Begitu Dal Mi masuk, semua pribadi kebauan alasannya merupakan sepatu Dal Mi.
Chul San ngasih tahu Dal Mi kalau mereka sudah tuntaskan tes terakhir.
Dal Mi : Benarkah? Bagaimana? Ketepatannya bagus?
Do San : Di atas 97 persen. Semuanya puas. Bagaimana denganmu?
Dal Mi berbohong. Dia bilang siapa pun suka bisnis kita.
Dal Mi : Kartu namaku kurang. Semua minta kartu namaku.
Chul San : Pasti akan begitu. Siapa yang tak suka layanan ini?
Yong San : Karena semua sudah rampung, saya unggah di toko aplikasi.
Chul San bilang tunggu dan mengajak mereka bertaruh.
Chul San : Berapa orang yang mengunduh aplikasi kita dalam sepekan.
Sa Ha : Setuju. Yang benar mesti traktir.
Yong San : Kalau begitu, saya mulai dengan pengguna aktif harian 100 orang. Jika menang, kutraktir tangsuyuk.
Sa Ha : Ayolah. Seratus terlalu sedikit. Aku bertaruh 1.000 orang. Aku traktir samgyeopsal jikalau lebih dari itu.
Dal Mi bergidik. Dia ingat kata-kata Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Jika 30 juta untuk 1.000 pengguna aktif harian, bermakna 300 juta untuk 10.000.
Chul San : Hei! Angka kalian terlalu kecil. Apa itu 1.000? Aku bertaruh 10.000.
Mendengar kata-kata Chul San, Dal Mi kembali ingat kata-kata Ji Pyeong.
Ji Pyeong : Makin banyak pengguna, ongkosnya kian tinggi. Siapa yang akan investasi?
Dal Mi kemudian ngomong sendiri. Dia berupaya menepis kata-kata Ji Pyeong. Dia bilang niscaya bisa.
Do San yang mendengar itu, juga bilang mereka bisa.
Mereka kemudian menyatukan tangan mereka.
Do San : Astaga, tidak kompak.
Do San melirik kantong yang dibawa Dal Mi. Dal Mi pun pribadi menyembunyikan kantongnya ke balik kakinya.
Chul San : Jika lebih dari 1.000, saya akan traktir karaoke, selama sepuluh jam.
Yong San bertanya, bagaimana jikalau diunggah ke seluruh dunia.
Do San : Ini juga sanggup bahasa Inggris.
Dal Mi gak setuju. Dia bilang, bukankah terlalu cepat untuk itu.
Sa Ha tanya kenapa? Mengunggah itu gratis.
Akhirnya mereka sepakat mengunggah ke seluruh dunia.
Besok paginya, Dal Mi dan halmeoni berdoa di Gereja.
Dal Mi : Semoga penggunanya kurang dari 1.000. Aku tahu doaku sungguh egois, namun saya mesti bertahan hidup. Jadi, kumohon Tuhan buatlah pengguna aktif hariannya di bawah 1.000 sehari.
Halmeoni yang menyaksikan Dal Mi berdoa begitu serius tanya, Dal Mi doa apa.
Dal Mi bilang rahasia.
Dal Mi dan halmeoni kembali ke rumah. Dal Mi tanya, apa dalam Kristen gak ada jimat pengabul doa.
Halmeoni bilang ke dukun saja kalau mau sanggup jimat.
Halmeoni buka pintu dengan kunci.
Dal Mi tanya, kenapa kunci rumah mereka begitu sekarang.
Halmeoni bilang beliau mengubahnya alasannya merupakan rusak.
Halmeoni kemudian ngasih kunci yang satu ke Dal Mi.
Dal Mi : Kunci menyusahkan.
Dal Mi dan halmeoni masuk. Dal Mi tanya, kenapa kembali ke cara lama. Teknologi sudah canggih. Dal Mi ngajak halmeoni pakai pintu berkode lagi.
Halmeoni bilang beliau benci teknologi alasannya merupakan sulit dipakai orang tua.
Dal Mi : Kenapa tak suka? Teknologi menghasilkan semua nyaman.
Dal Mi menjangkau ponselnya. Dia menganalisa aplikasinya di playstore.
Dal Mi bilang pada halmeoni kalau kesannya mereka mulai menghasilkan layanan.
Halmeoni tanya, layanan apa.
Dal Mi bilang namanya NoonGil. Aplikasi untuk tunanetra.
Sontak halmeoni terkejut.
Tapi halmeoni kemudian tanya, kenapa tiba-tiba untuk tunanetra.
Halmeoni : Bukankah kamu sedang melakukan pekerjaan dengan kecerdasan buatan?
Dal Mi : Pakai kecerdasan buatan. Idenya Do San.
Halmeoni terkejut mendengar itu wangsit Do San.
Halmeoni : Ide Do San?
Dal Mi : Ya. Kami gabung pengenalan gambar dan pemrosesan bunyi untuk gantikan mata tunanetra.
Dal Mi kemudian terkejut alasannya merupakan umpan baliknya sedikit sekali.
Halmeoni : Umpan balik?
Dal Mi : Komentar pengguna setelah menjajal pakai.
Dal Mi kemudian memerintahkan halmeoni menanyakan sesuatu ke Yeong Sil.
Halmeoni : Yeong Sil-ah, ada siapa di depanku.
Yeong Sil : Ada perempuan 20-an sedang tersenyum.
Halmeoni takjub.
Dal Mi : Bagaimana? Hebat, ‘kan?
Halmeoni : Ya, sungguh hebat.
Di kamarnya, halmeoni memerintahkan Yeong Sil membaca alkitab.
Halmeoni sedih. Lalu halmeoni menuliskan sesuatu di buku.
Di kantor, kerjaan Chul San dan Yong San cuma me-refresh halaman.
Sa Ha minta mereka berhenti menjalankan itu. Katanya, tingkat unggahan takkan naik dengan itu.
Yong San tak percaya. Dia bilang, pengunduh aplikasi mereka tak hingga sepuluh orang.
Dal Mi bertanya-tanya, dimana masalahnya. Lalu beliau bilang itu menjadikannya kesal. Tapi raut parasnya gak kelihatan kesal sama sekali. Dia malah tersenyum.
Cheon Ho bilang, penjualan mereka kurang.
Cheon Ho kemudian nawarin diri untuk menolong mereka.
Anehnya Dal Mi semangat sekali. Dia meminta seluruhnya untuk bergairah dan mengajak mereka makan ayam. Dia bilang beliau yang traktir.
Ternyata yang menghasilkan Dal Mi semangat merupakan alasannya merupakan doanya terkabul.
Sementara Cheon Ho ke tempat tinggal Do San. Dia mencari foto Do San kecil dengan Park Chan Ho.
Begitu menemukannya, Cheon Ho pribadi memotret foto Do San kecil dengan Park Chan Ho.
Ayah penasaran. Dia tanya, Cheon Ho mau apa sama foto itu.
Cheon Ho bilang beliau sedang menjalankan penjualan viral.
Dal Mi cs di kedai makanan ayam.
Dal Mi memesan satu ayam bumbu dan sebotol bir lagi.
Yong San bilang, bir hari itu rasanya pahit untuknya.
Dal Mi tanya kenapa dan bilang rasa bir nya manis untuknya.
Do San menyaksikan ponselnya. Dia bilang ada satu lagi yang mengunduh aplikasi mereka.
Terdengar narasi Dal Mi.
Dal Mi : Saat kami sedang makan ayam dengan ceria…
Semua lemas.
Dal Mi : Sudahlah, tak apa-apa. Minumlah.
Chul San narok sepotong ayam ke mangkuk Sa Ha.
Sa Ha yang kesal, balikin ayamnya ke Chul San.
Chul San ngeliat Do San merunduk.
Chul San : Kau menangis?
DI L.A masih pagi. Park Chan Ho yang sedang duduk di cafe, mendapatkan DM dari Cheon Ho.
Cheon Ho mengantarkan foto Do San kecil bareng Park Chan Ho.
Cheon Ho : Ingat orang ini? Dia sudah bakir balig cukup akal dan menghasilkan perusahaan rintisan.
Park Chan Ho pun pribadi mendownload aplikasi NoonGil.
Narasi Dal Mi terdengar lagi.
Dal Mi : Hebatnya satu orang itu seseorang yang hebat dan sanjungan Korea, yang tinggal di Amerika. Dia atlet Park Chan Ho.
DoDal dalam perjalanan pulang. Mereka naik bus.
Dal Mi membuka jendela bus dan teriak kalau anginnya sejuk sekali.
Penumpang lain menegur Dal Mi. Dia minta Dal Mi menutup jendelanya.
Do San memerintahkan Dal Mi menutup jendela.
Dal Mi : Kenapa? Hanya saya yang suka?
Dal Mi menutup jendelanya namun cuma sedikit. Dia membiarkan jendelanya terbuka sedikit.
Dal Mi kemudian teriak lagi.
Do San gak yummy sama penumpang lain. Dia minta maaf.
Do San nganterin Dal Mi pulang.
Dia membaringkan Dal Mi di kasur.
Halmeoni tanya, beliau mabuk dan menghimpit pipinya di jendela lagi kan?
Do San : Kau tahu?
Halmeoni : Ya. Dia akan sadar setelah itu. Nanti beliau akan tanya siapa yang mencoret wajahnya.
Halmeoni kemudian keluar.
Do San mematikan lampu dan menyusul halmeoni.
Halmeoni menampilkan Do San catatannya.
Do San : Apa ini?
Halmeoni : Kau menghasilkan NoonGil dengan sungguh bagus. Kudengar itu idemu.
Do San : Ya, benar.
Halmeoni : Aku sudah pakai, dan tulis komentarku. Kudengar itu namanya umpan balik.
Do San : Harusnya saya beri tahu dari awal.
Halmeoni lantas berterima kasih. Dia bilang NoonGil akan berkhasiat untuknya nanti.
Halmeoni kemudian dongeng kalau beliau dan Ji Pyeong yang nulis surat itu 15 tahun lalu. Mereka menyaksikan Do San di koran dan menegaskan memakai nama Do San.
Do San : Koran? Maksudmu olimpiade matematika?
Halmeoni : Matamu di foto itu sungguh bersinar dan tulus. Karena itu, kupilih nama itu.
Do San tersipu malu.
Do San : Aku bermetamorfosis jelek, ya?
Halmeoni : Tidak. Kau berkembang dengan baik. Sungguh. Kau sungguh tampan.
Lalu mereka mendengar teriakan Dal Mi.
Dal Mi berdiri dan menyaksikan ponselnya.
Dal Mi teriak, siapa! Siapa yang mencoret mukaku!
Lalu Dal Mi tidur lagi.
Halmeoni memerintahkan Do San pulang.
Halmeoni : Dia mulai lagi. Cepat pulang.
Bersambung ke part 4…
