Drama Korea – Sinopsis Start Up Episode 7 Part 4, Untuk Kalian nih yang ingin paham ceritanya simak dahulu nih Episode sebelumnya cek di sini. Jika mencari rekap link paling komplet untuk drakor ini ada pada goresan pena yang ini.
Do San kaget, Morning Group?
Sa Ha tanya kenapa tiba-tiba?
Chul San bilang bukankah sudah ada bisnis yang mau mereka lakukan.
Dal Mi : Kita tunda itu dulu. Anggap saja untuk memperoleh duit demi bisnis kita itu.
Yong San tanya berapa yang mereka sanggup dapatkan.
Dal Mi : Lima puluh juta untuk konsultasi solusi, 300 juta kalau menciptakan program, dan lebih dari satu miliar kalau eksklusif turun tangan mengurusnya. Jika sebanyak itu, kita sanggup bertahan tiga tahun, bukan cuma enam bulan. Kita juga tak perlu risau mencari dana investasi. Bagaimana? Kuharap kalian setuju.
Tak ada yang menjawab.
Sampai hasilnya Do San sendiri yang menjawab.
Do San : Baiklah. Ayo kita lakukan.
Malam pun tiba.
Dal Mi menampilkan Do San minuman vitamin.
Mereka masih di kantor. Mereka duduk di atap gedung kantor.
Dal Mi minta maaf.
Do San tanya, minta maaf untuk apa.
Dal Mi : Bisnis yang kamu mau. Bisnis itu bagus, namun kamu tahu itu butuh banyak biaya. Untuk memperoleh ongkos itu…
Do San bilang ia tahu.
Do San : Aku cuma mengkhawatirkanmu.
Dal Mi : Kenapa begitu?
Do San : Bukankah Pak Won lelaki yang menikah dengan ibumu?
Dal Mi : Ya.
Do San : Kau niscaya tidak ingin terlibat.
Dal Mi : Ya, benar. Aku membencinya lebih dari kecoak.
Do San : Lantas?
Dal Mi : Nenekku pernah berkata, berafiliasi buruk menyerupai berutang 100 juta, dan berafiliasi baik menyerupai memperoleh 100 juta. Aku tak mempunyai uang. Setidaknya saya tak boleh berutang Aku akan menahan diri, dan coba berafiliasi baik.
Dal Mi kemudian bilang kalau ia arif menahan diri.
Do San : Aku juga begitu. Nama panggilanku Buddha Hidup. Kau tahu itu? Buddha yang hidup di dunia. Tahu maksudku, ‘kan?
Dal Mi : Ya.
Do San : Jadi, kalau saya marah, astaga…
Do San aib mengatakannya. Do San kemudian menyampaikan kalau ia merajut kalau sedang marah.
Dal Mi ketawa.
Do San : Aku serius. Waktu marah, saya akan merajut sambil simulasi. Aku bayangkan diriku berkelahi, memukul, hal-hal menyerupai itu. Lalu rasa marahku akan hilang.
Dal Mi : Aku juga begitu. Aku senantiasa berimajinasi menghantam dan berkelahi. Seperti film populer!
Do San bahagia dengarnya, benarkah? Kau juga begitu?
Dal Mi mengiyakan.
Do San : Kau juga merajut?
Dal Mi : Aku tak merajut. Siapa yang merajut dikala marah?
Ji Pyeong muncul. Dia tiba sambil menenteng kopi, cemilan dan menyelediki ponselnya.
Lalu ia mendengar tawa dan bunyi seseorang. Dia menoleh dan menyaksikan Dal Mi sedang bareng Do San.
Ji Pyeong lantas pergi tanpa menyampaikan apapun.
Sementara itu, Dal Mi bilang pada Do San bahwa Do San masih sama menyerupai dulu.
Dal Mi : Baik 15 tahun kemudian maupun sekarang, kamu yang paling paham perasaanku.
Wajah Do San eksklusif berganti dikala Dal Mi membicarakan masa lalu. Tentu saja ia tak suka.
Do San kemudian bilang ia sudah banyak berubah. Dia tak ingat apa yang terjadi 15 tahun kemudian dan tidak ingin mengingatnya dan berharap dahulu Dal Mi tak mengenalnya.
Dal Mi tanya kenapa.
Do San : Dulu saya sungguh payah. Sama sekali tak sehebat yang kamu pikir.
Dal Mi terdiam. Melihat Dal Mi diam, Do San berdiri. Dia mengulurkan tangannya ke Dal Mi dan mengajak Dal Mi pergi menciptakan uang.
Dal Mi memegang tangan Do San. Lalu mereka pergi bersama.
Paginya, Ji Pyeong menuju mobilnya.
Lalu satpam mendatanginya menenteng tumbuhan dari Dal Mi yang sudah ia buang.
Satpam juga menenteng salinan foto dari rekaman CCTV dikala Ji Pyeong mencampakkan tumbuhan itu.
Satpam bilang mencampakkan flora memang sedikit sulit.
“Potong flora dan buang selaku sampah biasa. Tebar tanahnya di taman atau gunung. Pot ini yakni tembikar. Jadi, pakai kantong khusus sampah yang tak gampang terbakar.”
Ji Pyeong gak ngerti dan si satpam pun terpaksa menerangkan sekali lagi.
Terakhir ia bilang ia letih mencari Ji Pyeong dua hari satu malam. Tapi ia berupaya menahannya alasannya yakni itu pekerjaannya.
Ji Pyeong masih gak ngerti, kantong apa tadi?
“Kantong khusus sampah yang tak gampang terbakar! Kau sanggup cari dan taruh saja di sana. Mobilmu bagus sekali.”
Si satpam pun pergi.
Akhirnya, Ji Pyeong pun pergi dengan mobilnya.
Di jok belakang, ia taruh tumbuhan Dal Mi.
Ji Pyeong nelpon Dong Cheon, nanya dimana ia sanggup dapatkan kantong sampah tak gampang terbakar.
Tapi Dong Cheon salah dengar. Dia fikir Ji Pyeong membicarakan kedai makanan Tiongkok.
Ji Pyeong pun kesal dan bilang ia akan mencari sendiri.
Ji Pyeong pun tiba di kantornya. Dia turun dari mobil, namun Dal Mi secara tiba-tiba tiba mencegatnya.
Dal Mi : Kelihatannya kamu sibuk belakangan ini. Jadi, saya menunggumu. Kau tak angkat teleponku, dan tak membaca surelku.
Ji Pyeong : Belakangan ini saya sibuk menganalisis investasi.
Dal Mi minta waktu Ji Pyeong semenit aja. Dia bilang ia menampilkan anjuran Samsan ke Morning.
Dal Mi : Itu proyek IA untuk meminimalkan pegawai. Aku mau bilang itu. Dan ini.
Dal Mi menampilkan kantong sampah tak gampang terbakar.
Ji Pyeong terkejut Dal Mi tahu.
Dal Mi : Tadi saya ke kantormu untuk menemuimu. Aku tak sengaja mendengar obrolan kalian.
Ji Pyeong mengumpat, Park Dong Cheon sialan.
Dal Mi : Ada yang mau kamu buang?
Ji Pyeong memandang tumbuhan Dal Mi di mobilnya dan bilang iya.
Tapi kemudian Ji Pyeong murka dan menyebut perilaku Dal Mi berlebihan.
Dal Mi bilang ia cuma menjajal bertujuan baik.
Ji Pyeong : Niat baik yang tak dikehendaki orang lain disebut berlebihan. Kapan saya minta kamu belikan ini? Kenapa dengan hal begini kamu membuatku Aku tak suka perhatian berlebihan begini.
Dal Mi : Maafkan aku. Aku akan lebih hati-hati.
Ji Pyeong mengembalikan kantong sampahnya.
Dal Mi kemudian pergi namun kemudian ia bicara sendiri.
Dal Mi : Sebentar. Ini tak sanggup kuterima.
Dal Mi lantas balik memarahi Ji Pyeong.
Dal Mi : Kau yang lebih dahulu berlebihan! Tanpa seizinku, demi mempertahankan harga diriku di depan In Jae, kamu pinjamkan kendaraan beroda empat dan rumah terhadap Do San. Kau bahkan periksa presentasiku, dan jawab semua pertanyaanku.
Ji Pyeong : Itu…
Dal Mi : Perhatian yang sungguh berlebihan. Kau berlebihan kepadaku, kenapa saya tak boleh? Aku akan terus begini, jadi, jangan halangi.
Ji Pyeong : Apa kamu murka kepadaku?
Dal Mi : Bicara semua dari permulaan kalau tidak ingin saya berlebihan begini. “Aku lelah”, “Aku butuh sesuatu”. Katamu itu niat baik kalau diberi tahu sejak awal.
Ji Pyeong : Jika kuberi tahu, kamu akan apa?
Dal Mi : Aku akan menjadi yang pertama membantumu dengan sekuat tenaga.
Ji Pyeong : Kenapa?
Dal Mi : Itu alasannya yakni saya suka perhatianmu yang berlebihan. Kaprikornus tahanlah sedikit walaupun saya berlebihan. Pasti kamu akan menyukainya.
Ji Pyeong melamun mendengarnya.
Ji Pyeong yang gugup, kemudian bilang kalau sudah lebih dari semenit.
Dal Mi menampilkan kantong sampahnya lagi.
Ji Pyeong pun pergi.
Ji Pyeong : Dia membuatku gila.
Ji Pyeong menyelediki emailnya yang masuk dari Dal Mi.
Dal Mi mengirim berbagai proposal.
Dong Cheon yang melihat, tanya itu anjuran apa.
Ji Pyeong : Proposal proyek Samsan Tech untuk Morning Group. PROPOSAL SOLUSI IA. Kenapa banyak sekali?
Dong Cheon : Energinya banyak sekali.
Ji Pyeong men-download anjuran Dal Mi, kemudian membacanya.
Dong Cheon : Mereka menjadikannya dengan baik.
Ji Pyeong : Kau benar. Karena itu saya menjadi kian khawatir.
Ji Pyeong pun ingat kata-kata Pimpinan Won dikala mereka rapat pastikan siapa yang masuk menjadi anggota Sand Box ke-12.
Pimpinan Won : Awalnya saya ingin tau kenapa 2STO yang berhasil memutuskan tiba ke Sand Box. Ternyata seluruhnya beralasan.
Alex : “Alasan”? Alasan apa?
Pimpinan Won : Ternyata semua yang mendaftar yakni orang-orang pintar. Cocok untuk dimanfaatkan.
Ji Pyeong terkejut mendengar perkataan Pimpinan Won.
Alex : “Dimanfaatkan”? Mereka bukan orang yang diseleksi untuk dimanfaatkan seenaknya.
Pimpinan Won : Kau lebih muda dariku, namun cara bicaramu tak sopan.
Flashback end…
Ji Pyeong lantas nyuruh Dong Cheon nyari tahu perihal tim khusus yang mau dibentuk Pimpinan Won.
Nyonya Cha lagi di warnet yang isinya para pelajar semua. Bahkan ada pelajar yang heran menyaksikan ada emak-emak di warnet.
Nyonya Cha lagi menyaksikan situs kuliner.
Dia pun takjub, menunya lebih banyak ketimbang prasmanan. Ada ayam juga. Kelihatannya enak.
Dia juga bilang kursi warnetnya sungguh empuk dan keyboard komputernya manis dan manis.
Dia kemudian menyeruput minuman.
Nyonya Cha : Kenapa ini nikmat sekali?
Nyonya Cha kemudian bicara dengan siswa di sebelahnya.
Nyonya Cha : Hei. Kenapa kalian tiba sendiri ke wilayah semenawan ini? Lain kali, ajak juga ibu kalian. Dia niscaya suka.
Ponsel Nyonya Cha berdering. Telepon dari si ‘Pecandu Final’.
Nyonya Cha menyaksikan uangnya, kemudian ia mereject telepon dari si ‘Pecandu Final’ itu.
Ternyata si ‘Pecandu Final’ yakni Pimpinan Won.
Sang Soo tanya, apa Nyonya Cha masih tak menjawab.
Pimpinan Won : Ya. Kali ini ia bertahan lama.
Sang Soo : Bagaimana kalau ia benar minta cerai?
Pimpinan Won : Ceraikan saja. Hartaku sebelum menikah tetap milikku. Artinya, ia tak sanggup sanggup apa-apa. Wanita suka duit nampaknya niscaya takut. Tak mungkin cerai.
Pimpinan Won kemudian bertanya, ada apa gotong royong dengan In Jae dan Nyonya Cha.
Pimpinan Won : Mereka pernah sungguh menggemari uang. Kenapa kini berlagak tidak? Munafik.
Sang Soo : Ayah, ada dongeng menawan yang kudengar dari Tim Teknik. Tentang penghematan pegawai. Kudengar yang mengirim anjuran yakni Samsan Tech. CEO nya yakni Dal.. Dal…
Pimpinan Won : Ya, saya tahu dia. Dal Mi, adik In Jae.
Sang Soo : Ya, dia. Menurut kepala tim, anjuran mereka sungguh bagus.
Pimpinan Won : Tetap saja mereka anak baru.
Pimpinan Won kemudian tanya kapan rapatnya.
Do San, Dal Mi dan Sa Ha lagi di perjalanan. Mereka pakai kendaraan beroda empat Sa Ha. Sa Ha yang nyetir. Do San duduk di belakang dan Dal Mi disamping Sa Ha.
Do San bilang kendaraan beroda empat Sa Ha bagus dan tanya kenapa mereka gres boleh naik sekarang.
Sa Ha : Aku tak suka ada orang lain naik mobilku. Sekali ini saja.
Dal Mi : Kami sanggup naik bus. Kenapa begini?
Sa Ha : Kau CEO. Kau mesti terlihat ahli agar tak diremehkan.
Do San eksklusif kasih jempolnya ke Sa Ha.
Sa Ha kesal, turunkan tanganmu!
Sa Ha kemudian ngasih Dal Mi lipstick.
Sa Ha : Pak Nam, kamu juga mesti busungkan dadamu, yakin diri, dan tatap mereka.
Dal Mi berterima kasih pada Sa Ha. Dia juga akad akan memperoleh proyek itu.
Dal Mi kemudian memberi Sa Ha kecupan.
Do San yang menyaksikan itu, lantas memandang Sa Ha dengan tatapan iri.
Do San dan Dal Mi juga 3 orang yang lain mulai rapat bareng Sang Soo dan Pimpinan Won.
Pimpinan Won membaca anjuran Samsan.
Dal Mi mengenalkan dirinya selaku CEO Samsan.
Do San juga mengenalkan diri selaku CTO.
Pimpinan Won : Kita pernah bertemu. Senang berjumpa.
Pimpinan Won kemudian bilang ia tak paham teknik dan menyerahkan seluruhnya ke Sang Soo.
Sang Soo : Kau mau pergi?
Pimpinan Won : Kerjakan dengan baik. Aku suka mereka sejak pekan retas.
Sang Soo : Dari proposalnya pun sudah terlihat. Mereka juga terlihat baik.
Pimpinan Won pergi. Tapi sebelum pergi, ia minta DoDal menemuinya setelah selesai rapat.
Sang Soo : Kaprikornus kamu adik In Jae?
Dal Mi : Ya.
Sang Soo : Karena saya lebih bau tanah ketimbang In Jae, jadi, saya akan mengatakan layaknya terhadap adikku sendiri.
Do San memandang Dal Mi yang eksklusif merasa tak nyaman.
Ji Pyeong balik ke kantornya sambil memandang ponselnya.
Lalu ia tanya ke Dong Cheon apa Dong Cheon udah nyari tahu soal tim Morning.
Dong Cheon : Ya. Tapi tim khusus kecerdasan bikinan Morning Group sudah diputuskan hingga insinyurnya. Semua timnya sudah rampung.
Dong Cheon pun bertanya-tanya, kenapa mereka mengontak Samsan kalau mereka udah nentuin tim mereka.
Ji Pyeong : Pasti semacam pekerja paruh waktu. Hanya tambahan.
Dal Mi dan Do San kaget. Pasalnya Sang Soo menyuruhnya menghimpun 100.000 lembar gambar yang mereka ambil sendiri.
Do San bilang, harusnya Sang Soo memerintahkan pekerja paruh waktu untuk memasarkan data itu.
Do San : Kami yakni pengembang. Bagaimana sanggup kami kumpulkan…
Dal Mi : Kami tiba untuk tawarkan penyelesaian kecerdasan buatan, bukan untuk menghimpun data.
Sang Soo : Kenapa kalian tak paham? Apa dasar kecerdasan buatan? Tentunya menghimpun data untuk pembelajaran. Jadi, kumpulkanlah data itu. Tim Pengembang kami yang mau buat solusinya.
Do San eksklusif emosi. Dia mengepalkan tangannya. Dal Mi yang menyaksikan itu, memegang tangan Do San.
Dal Mi masih menahan diri. Dia tanya. kenapa Morning masih mengontak mereka.
Dal Mi : Harusnya dari permulaan cari pekerja paruh waktu.
Sang Soo : Untuk 100.000 lembar? Biayanya niscaya besar. Mempekerjakan mahasiswa pun ongkosnya sungguh besar. Mereka juga tak tahu mesti memfoto apa. Ahli IA menyerupai kalian yang tahu.
Dong Cheon juga kesal. Lalu ia tanya, siapa yang mau terima pekerjaan menyerupai itu.
Ji Pyeong bilang banyak.
Ji Pyeong : Perusahaan rintisan butuh referensi. Demi satu logo Morning Group di profil perusahaan, banyak yang memperoleh tawaran itu.
Dong Cheon : Kau benar. Jika ada itu, ke depannya semua akan lebih mudah. Yang benar saja. Caranya sungguh kotor dan rendahan.
Dong Cheon kemudian mengajukan pertanyaan apa Dal Mi akan memperoleh tawaran itu.
Ji Pyeong menjangkau ponselnya.
DoDal menemui Pimpinan Seo. Pimpinan Seo meminta DoDal menilai tawaran yang Sang Soo berikan selaku pekerjaan baik.
Pimpinan Won : Ini semua pengalaman kalau kalian mau menganggapnya begitu. Apa untungnya menjadi muda? Tentunya semangat. Kami mengeluarkan duit semangat kalian.
Do San : Lantas, kalian tak perlu penyelesaian kami?
Pimpinan Won : Solusi? Kenapa tak perlu? Akan kugunakan kalau ada yang bagus.
Dal Mi : Kau bilang harga solusinya yakni 50 juta.
Pimpinan Won : Aku lihat website kalian, dan masih sungguh sepi. Pakailah logo kami di halaman utama. Tulis “partner Morning Group”. Logo kami jauh lebih bermanfaat dari 50 juta. Tahu alasanku memutuskan Samsan Tech dibandingkan perusahaan lain?
Do Dal terdiam.
Pimpinan Won kemudian memandang Dal Mi. Dia bilang, kalau dahulu Dal Mi ikut dengan Nyonya Cha, maka niscaya mereka sudah menjadi ayah dan anak.
Pimpinan Won : Hidupmu susah selama ini, ‘kan? Semuanya niscaya lebih baik kalau kamu hidup menyerupai kakakmu.
Mendengar itu, Dal Mi mulai berkaca-kaca.
Dia kesal, bahkan hingga mengepalkan tangannya.
Pimpinan Won terus bicara. Dia bilang, Dal Mi udah menyerupai anaknya jadi ia mesti membantu.
Dal Mi nangis. Melihat Dal Mi nangis, emosi Do San meluap. Dia membanting papan nama beling Pimpinan Won.
Pimpinan Won dan Dal Mi kaget. Tangan Do San bahkan hingga berdarah alasannya yakni membanting papan nama kaca.
Do San kemudian bilang pada Dal Mi kalau ia gak sanggup memperoleh tawaran Morning.
Lalu Do San pergi. Dal Mi menyusul Do San.
Mereka bicara di atap gedung. Do San minta maaf. Dia bilang ia tak sanggup memperoleh proyek Morning.
Do San : Aku sudah menjajal menahannya. Tapi saya tak sanggup lagi. Maaf hubunganmu menjadi buruk dengannya. Tapi ia kelewatan. Aku akan jadi korelasi yang lebih mahal dari dia. Seratus juta… tidak. Aku mesti lebih mahal dari dia, jadi, 200 juta… Tidak. Aku akan bawa sepuluh miliar. Kaprikornus hentikan proyek ini dan…
Dal Mi secara tiba-tiba mencium Do San.
Do San yang tadinya emosi, eksklusif tersenyum habis melaksanakan itu dengan Dal Mi.
Dal Mi kemudian mengajak Do San melakukannya.
Do San pun bingung, apa?
Dal Mi : Kita hentikan semua ini dan melaksanakan itu.
Do San senyum-senyum.
Dal Mi : Layanan yang kamu katakan waktu itu.
Ternyata Do San mau menciptakan aplikasi untuk tunanetra.
Do San : Jika ini mengeluarkan bunyi menyerupai GPS waktu lihat barang yang dikenali…
Chul San setuju.
Chul San : Kenapa tak terpikir olehku? Aku pernah tak sanggup menyaksikan sebentar alasannya yakni susu yang meledak itu. Itu membuatku sungguh depresi.
Ternyata argumentasi Do San mau menciptakan layanan itu alasannya yakni halmeoni.
Do San mengaku ia pernah membayangkannya. Saat merajut, ia memejamkan matanya. Tapi ia tak sanggup merajut dengan mata terpejam. Sehingga gulungan benang wol nya jatuh ke lantai.
Ternyata alasannya yakni itulah Do San merajut. Dia tidak marah.
Semua oke dengan wangsit Do San.
Dal Mi : Ayo kita laksanakan rencanamu. Aku sungguh bersemangat.
Do San : Ini mungkin tak sanggup menghasilkan.
Dal Mi : Tapi nampaknya itu akan menyenangkan.
Do San : Lalu, kalau cuma enam bulan?
Dal Mi : Artinya kita sanggup laksanakan apa pun selama enam bulan.
Do San : Tak ada jalan keluar.
Dal Mi : Kita sanggup berlangsung tanpa tujuan. “Berlayar tanpa peta.” Ingat itu?
Do San mencium Dal Mi.
Bersambung…
EPILOG :
Halmeoni tanya, Dal Mi suka Do San yang mana.
Dal Mi risau dengan pertanyaan halmeoni.
Tapi dikala Dal Mi mau menjawab, ketel berbunyi.
Setelah mematikan ketel, Dal Mi bilang kalau ia suka Do San yang dulu. Do San 15 tahun lalu, yang mengirimnya surat.
Bersamaan dengan itu, Ji Pyeong menampilkan vitamin pada tumbuhan Dal Mi.
Dal Mi bilang, Do San 15 tahun kemudian yakni cinta pertamanya. Dia berterima kasih dan mencicipi kehangatan.
Dal Mi : Do San yang sekarang, masih asing bagiku. Tapi anehnya, ia yang kini membuatku bergairah dan berdebar.
